Suara.com - Sebuah analisis terbaru terhadap virus corona baru Sars-Cov-2 menegaskan bahwa para ilmuwan tak boleh serta-merta mengklaim bahwa virus pemicu wabah Covid-19 itu mustahil berasal dari laboratorium.
Analisis terbaru itu diterbitkan di bioRxiv, sebuah situs berisi kumpulan studi yang sedang mengantre untuk melewati proses evaluasi oleh peneliti lain (peer-reviewed).
Studi baru itu disusun para ilmuwan dari pusat riset zoologi dan keanekaragaman hayati University of British Columbia, Kanada; Fusion Genomics Corporation, sebuah perusahaan diagnosis DNA di Kanada; Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat; dan Universitas Harvard, AS.
Situs bioRxiv sendiri menegaskan bahwa studi yang diterbitkannya "tak boleh dinilai sudah tepat, tak boleh dijadikan panduan dalam praktik dunia kesehatan, atau dilaporkan sebagai informasi yang sahih dalam media massa".
Sementara sejumlah ilmuwann yang diminta Newsweek untuk menganalisis studi baru itu mengatakan bahwa studi itu tidak lazim dan menggunakan teknik penelitian belum teruji. Mereka memperingatkan agar hati-hati untuk mengambil kesimpulan dari studi itu, sampai ada studi lanjutan yang menguatkannya.
Beradaptasi dengan baik pada manusia
Dalam studinya itu dikemukan bahwa, menurut para ilmuwan Sars-Cov-2 pertama kali terdeteksi pada akhir 2019. "Saat ditemukan, ia (virus corona) sudah berpradaptasi untuk menyebar dari manusia ke manusia, mirip dengan epidemi SARS-Cov."
Uniknya, lanjut mereka, hingga saat ini belum ditemukan pendahulu Sars-Cov-2, virus yang belum menyesuaikan diri untuk menyebar dari manusia ke manusia.
Komunitas sains sejauh ini yakin bahwa Sars-Cov-2 merupakan virus yang berasal dari alam, kemungkinan besar dari kelelawar, yang melompat ke manusia melalui binatang atau inang perantara.
Baca Juga: Mantan Kepala WHO: Virus Corona Mungkin Bisa Hilang dengan Sendirinya
Pada studi terbaru ini ditekankan bahwa sampai saat ini belum jelas dari mana virus pemicu Covid-19 itu berasal. Mereka menjelaskan, beradasarkan analisis genetika, belum bisa dipastikan apakah Sars-Cov-2 beradatasi di dalam binatang lain sebelum melompat ke manusia; atau beradaptasi di dalam tubuh manusia, atau bahkan di dalam laboratorium.
Tak mustahil bahwa virus ini melompat dari satu spesies ke spesies lain, semisal manusia, di dalam laboratorium.
"Bahkan harus diperhitungkan juga kemungkinan bahwa pendahulu virus itu - yang tidak dibuat melalui rekayasa genetika - bisa beradaptasi dengan manusia saat sedang diteliti di laboratorium, terlepas dari kemungkinan itu berpeluang besar atau tidak terjadi," tulis para ilmuwan.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
4 Rekomendasi HP 3 Jutaan All-Rounder: Pilihan Cerdas Cocok untuk Pelajar
-
Pongo 765: Laptop Gaming dengan RTX 5060, Gahar tapi Harga Rp 18 Jutaan
-
Setelah 30 Tahun, Game Arcade Tokyo Wars Meluncur di Konsol Modern
-
Infinix Smart TV X5L 43" Hadir ke RI, TV Murah Harga Rp 2 Jutaan
-
Sharp Aquos Sense 10 Debut: Tawarkan Layar IGZO OLED 240 Hz dan Bodi Compact
-
Motorola Edge 70 Rilis: Tawarkan Bodi Super Tipis, Lebih Murah dari iPhone Air
-
Samsung Wallet Resmi ke Indonesia, Dompet Digital Bisa Simpan Tiket hingga Kunci Mobil
-
Astronot Cina Sukses Gelar Barbeque Pertama dalam Sejarah di Luar Angkasa
-
Render Honor 500 Beredar: Mirip iPhone Air dan Pixel, Usung Baterai Jumbo
-
23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif