Dan udara panas membuat virus sulit menyebar melalui atmosfer di musim panas.
Oleh karena itu para peneliti percaya tingkat antibodi adalah cara yang lebih baik untuk memprediksi berapa lama kekebalan berlangsung.
Studi ini menemukan pasien kehilangan 50 persen dari antibodi spesifik virus corona mereka setelah enam bulan, 75 persen setelah satu tahun dan 100 persen setelah empat tahun.
"Virus corona musiman adalah kelompok virus yang paling representatif untuk menyimpulkan karakteristik virus corona umum, terutama penyebut umum seperti dinamika kekebalan dan kerentanan terhadap infeksi ulang. Kesimpulannya, virus corona manusia musiman memiliki sedikit kesamaan, selain menyebabkan flu biasa," kata para ilmuwan penelitian yang belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau ditinjau oleh ilmuwan lain, dilansir laman Dailymail, Kamis (18/6/2020)
Mereka menyebut semua jenis virus corona musiman tampaknya menginduksi kekebalan jangka pendek dengan kehilangan antibodi yang cepat. Ini mungkin merupakan penyebut umum untuk virus corona manusia.
"Penelitian kami juga menunjukkan bahwa kekebalan kawanan mungkin menantang karena hilangnya kekebalan perlindungan yang cepat. Kekebalan protektif dapat hilang oleh enam bulan pascainfeksi, prospek mencapai kekebalan kawanan fungsional oleh infeksi alami tampaknya sangat tidak mungkin," tambah mereka.
Sebuah studi minggu ini oleh para peneliti di St George's University di London dan Liverpool School of Tropical Medicine, menemukan orang yang telah pulih dari Covid-19 masih memiliki tingkat antibodi yang stabil selama setidaknya dua bulan setelah penyakit mereka.
Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa beberapa orang yang telah secara resmi didiagnosis dengan virus tidak mengembangkan antibodi sama sekali.
Menurut para ilmuwan, orang-orang yang hanya mendapatkan infeksi ringan mungkin tidak mengembangkan antibodi sama sekali.
Baca Juga: Ilmuwan: Membilas Toilet Bisa Sebarkan Virus Corona ke Udara?
Berita Terkait
-
Obat Murah Dexamethasone Ampuh Untuk Pasien Covid-19, Berapa Harganya?
-
Pasien Covid-19 Diobati Antibodi Penderita Kanker, 5 Hari Lepas Oksigen?
-
Studi Terbaru, Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala Pasien Covid-19?
-
Kasus Covid-19 di Indonesia Lebih Banyak Menyerang Dewasa Muda, Kok Bisa?
-
Studi: Pasien Covid-19 dengan Kadar Enzim Rendah Lebih Berisiko Meninggal
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Prompt AI Gemini Ketemu Diri Sendiri di Masa Kecil, Bikin Mewek
-
Prompt dan Cara Buat Foto Ala Siswa Hogwarts di Gemini AI, Jadi Dalam Hitungan Detik
-
Spesifikasi Tinggi, Kapan HP Murah Redmi 15 Resmi Dijual di Indonesia?
-
Jelang Perilisan, Spesifikasi dan Tampilan Redmi Pad 2 Pro Terungkap
-
HyperOS 3.0 Resmi Meluncur, Ini Jadwal Update dan HP yang Terima Update Anyar
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Kronologi Kapolsek di Kendal Digerebek Warga, Warga Rekam Barang Bukti Video
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Bocoran Fitur Vivo X300: Sensor Level Tinggi, Kamera Depan Kalahkan iPhone 16?
-
Fakta-fakta Gempa Sukabumi dan Bogor: 29 Kali Gempa Susulan, Sesar Aktif Jadi Pemicu