Suara.com - Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology, keluarga virus Corona (Covid-19) telah mengintai kelelawar di China selama beberapa dekade. Kemungkinan besar, termasuk kerabat virus Corona jenis lain yang dapat menginfeksi manusia.
Tim ilmuwan internasional dari Inggris, Belgia, China, dan Amerika Serikat menelusuri sejarah evolusi Covid-19 dengan mempelajari virus Corona, terkait genetika yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.
Memahami asal-usul evolusioner dari virus Corona dapat menjadi hal yang rumit, ketika virus itu menjalani proses yang dikenal sebagai rekombinasi. Di mana dua virus yang berbeda menginfeksi sel inang yang sama dan berinteraksi selama replikasi, menghasilkan materi genetik yang ditukar. Artinya, genom virus tidak memiliki garis keturunan lurus dan dapat berasal dari berbagai sumber.
Menurut temuan baru, garis keturunan virus Covid-19 secara genetik terbagi antara virus kelelawar terkait yang menyimpang pada era 1948, 1969, dan 1982.
Salah satu penyimpangan ini, pada 1969, akhirnya memunculkan RaTG13, jenis virus Corona yang secara genetik mirip 96,1 persen dengan virus Corona untuk penyakit Covid-19.
Para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi virus ini pada 2013, setelah mengambil sampel kelelawar horseshoe di Provinsi Yunnan, China.
Fitur lain yang dianalisis oleh para ilmuwan adalah domain pengikat reseptor (RBD) pada protein lonjakan (spike protein) virus, bagian penting dari virus yang secara efektif menjadi "kunci" yang digunakan oleh patogen untuk mengenali dan memasuki sel inang.
Para ilmuwan menemukan bahwa Covid-19 dan kerabatnya, seperti RaTG13 dan virus trenggiling yang disampel di Guangdong pada 2019, semuanya berbagi RBD dan protein lonjakan serupa.
Namun, fitur-fitur ini tampaknya bukan produk rekombinasi. Ini menunjukkan bahwa RBD dan proteinnya adalah sifat leluhur dari garis keturunan yang mengarah ke Covid-19, RaTG13, dan virus trenggiling.
Baca Juga: Waduh, Orang Bertubuh Tinggi Berpeluang Tinggi Terinfeksi Covid-19
Hal tersebut juga mengisyaratkan bahwa mungkin ada anggota lain dari jenis virus Corona ini yang mampu menginfeksi manusia.
"Ini berarti bahwa virus lain yang mampu menginfeksi manusia beredar di kelelawar horseshoe di China," kata David L Robertson, penulis studi dan profesor virologi komputasi di MRC-University of Glasgow Centre of Virus Research, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (4/8/2020).
Temuan ini juga meragukan teori bahwa trenggiling adalah hewan perantara yang menyimpan virus sebelum itu berpindah ke manusia.
Penelitian sebelumnya, menyebut urutan RBD Covid-19 lebih mirip dengan virus trenggiling daripada RaTG13. Namun, tim ilmuwan menemukan tidak ada bukti bahwa trenggiling membantu Covid-19 dengan RBD selama sejarah evolusi.
Meskipun trenggiling mungkin telah berperan dalam penularan ke manusia, tetapi hewan itu tidak mungkin menjadi tuan rumah perantara utama untuk virus.
Penelitian ini juga menyoroti minimnya pengetahuan dan studi yang dilakukan manusia tentang virus Corona, mengingat virus ini telah beredar selama beberapa dekade. Karenanya, penulis penelitian mengatakan, temuan ini menyoroti bagaimana dunia harus melakukan lebih banyak penelitian dan pengawasan untuk mengidentifikasi patogen baru.
Berita Terkait
-
Kelelawar Bersarang di SMA Islam Temayang Hasilkan Sekarung Tinja
-
Ditinggal karena Wabah Corona, Sekolah di Bojonegoro Jadi Sarang Kelelawar
-
Penelitian Konfirmasi Covid-19 Tidak Dapat Disebarkan Nyamuk
-
Penelitian Terbaru: 1 dari 3 Orang Usia Muda Rentan Terkena Covid-19 Parah
-
Pertama Kalinya dalam Sejarah, Populasi Dunia Akan Menurun pada 2100
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Teaser Resmi Beredar, 'HP Flagship Killer' Motorola Signature Debut 7 Januari 2026
-
Master Camera Ring Xiaomi 17 Ultra: Gimmick atau Game-Changer Fotografi?
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 Desember: Klaim Paket Winter 115 dan Ratusan Rank Up
-
Lupa Bayar Iuran? Ini Cara Mengecek Tagihan BPJS Kesehatan di Mobile JKN
-
Bug HyperOS Hantam Redmi Note 14, Ponsel Bisa Mati Mendadak Saat Baterai Hampir Habis
-
7 HP RAM 8 GB Baterai 6000 mAh Dibawah Rp2 Juta, Performa Ngebut Seharian!
-
7 Cara Melihat Riwayat Penelusuran di Berbagai Browser dengan Mudah
-
HMD Pulse 2 Pro Bocor ke Publik, Desain Ala iPhone dan Kamera 50MP Jadi Sorotan
-
61 Kode Redeem FF Terbaru 30 Desember: Raih Emote 2026, Bubble Trouble, dan Evo Cobra