Suara.com - Perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat, Pfizer, mengklaim bahwa vaksin Covid-19 siap digunakan pada Oktober mendatang dan akan didistribusikan secara massal pada akhir tahun.
"Kami memiliki peluang bagus saat ini, kami akan tahu apakah vaksin tersebut bisa berfungsi pada akhir Oktober. Dan selanjutnya tentu saja adalah tugas regulator mengeluarkan izin edar atau tidak terhadap vaksin yang kami buat," papar CEO Pfizer Albert Bourla seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (15/9/2020).
Ketika ditanya apakah orang Amerika harus menunggu hingga 2021 untuk mendapatkan vaksin mereka, Bourla belum bisa memastikannya dan hanya memberikan perkiraan.
"Saya tidak tahu apakah mereka harus menunggu hingga 2021, karena, seperti yang saya katakan, dalam studi kami, kami memiliki peluang bagus karena akan tahu bahwa produk itu akan berfungsi pada akhir Oktober," imbuhnya.
Ia juga berharap bahwa otoritas peredaran obat di AS, FDA, bisa memuluskan langkah perusahaannya agar bisa mendistribusikan vaksin Covid-19.
"Saya tidak bisa mengatakan apa yang akan dilakukan FDA. Tapi saya pikir itu skenario yang mungkin terjadi, dan kami sedang mempersiapkannya. Jadi ketika FDA menyetujuinya, kami sudah siap untuk mendistribusikannya," lanjut Bourlau.
Sekadar informasi, raksasa farmasi dengan 88.000 karyawan yang bekerja di 150 negara ini adalah salah satu dari beberapa perusahaan bioteknologi terdepan yang mengembangkan vaksin virus corona.
Sejauh ini, kata Bourla, Pfizer telah menghabiskan dana lebih dari1,5 miliar dolar AS untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Kabar terakhir, Pfizer mengumumkan bahwa mereka telah meningkatkan ukuran percobaan untuk vaksin baru dari 30.000 orang, menjadi 44.000 agar lebih cepat untuk meneliti hasil sampelnya.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Inggris Berlanjut
"Sekarang, kami merasa cukup nyaman dengan keamanan produk tersebut. Jadi kami ingin memperluas vaksinasi ke populasi yang lebih rentan. Misalnya, kami pergi ke orang yang lebih muda. Sekarang, studi kami merekrut 85 relawan yang tadinya hanya 18 orang. Sekarang, kita akan mengujinya ke pasien berusia 16 tahun," terang Bourla.
Ke depannya, ia juga berencana memperluas pengujian vaksin kepada orang-orang dengan kondisi khusus dan kronis, termasuk pasien HIV.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Oppo Reno 15 Pro Mini Bakal Hadirkan Chip Kencang dengan Bodi Compact
-
Budget 1 Jutaan Dapat Apa? Ini 5 Tablet Akhir 2025 yang Anti Lemot dan Layar Lega
-
Tablet Murah Infinix XPAD 30E Siap Masuk ke Indonesia, Usung Chipset MediaTek
-
42 Kode Redeem FF 24 Desember 2025: Bocoran Booyah Pass Januari dan Bundle Heroic Gratis
-
Resmi Debut, Honor Play 10A Jadi HP 5G Murah Rp 1 Jutaan
-
Game Blue Protocol: Star Resonance Resmi Dirilis ke Mobile dan PC
-
24 Kode Redeem FC Mobile 24 Desember 2025: Klaim Mbappe dan Gems Melimpah
-
5 HP Wireless Charging Termurah Desember 2025: Mulai 2 Jutaan, Memori Ekstra Lega
-
Maksimalkan Kualitas, Peluncuran Game James Bond 007 First Light Ditunda
-
Oppo Reno 15 Versi Global Muncul di Geekbench, Chipset Lebih Rendah