Suara.com - Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr. Robert Redfield, mengatakan bahwa masker penutup wajah adalah alat kesehatan masyarakat paling kuat terhadap virus Corona (Covid-19). Bahkan, mungkin memberikan perlindungan yang lebih baik daripada vaksin. Redfield mengatakan bahwa ada bukti ilmiah yang jelas bahwa masker penutup wajah adalah pertahanan terbaik.
"Saya bahkan mungkin mengatakan lebih jauh bahwa masker wajah ini lebih terjamin untuk melindungi diri saya dari Covid-19 daripada saat saya mendapatkan vaksin," kata Redfield, seperti dikutip CNBC, Jumat (18/9/2020).
Redfield mengatakan kepada Senate Appropriations Subcommittee Amerika Serikat untuk Tenaga Kerja, Kesehatan, dan Layanan Kemanusiaan, Pendidikan, dan Agen Terkait bahwa vaksin virus Corona potensial, yang kemungkinan akan tersedia dalam jumlah terbatas pada akhir tahun ini, mungkin hanya memiliki imunogenisitas 70 persen.
Imunogenisitas merupakan kemampuan vaksin untuk membangun respons imun terhadap virus. Pakar kesehatan terkemuka lainnya, termasuk Dr. Anthony Fauci, mengatakan kemungkinan memproduksi vaksin Covid-19 yang sangat efektif dengan perlindungan 98 persen atau lebih sangat kecil.
Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan pada Agustus bahwa para ilmuwan mengharapkan vaksin yang setidaknya bekerja 75 persen efektif. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengatakan, akan mengesahkan vaksin Covid-19 yang aman dan setidaknya 50 persen efektif.
Menurut CDC, vaksin yang 50 persen efektif kira-kira akan setara dengan vaksin influenza tetapi di bawah efektivitas satu dosis vaksinasi campak, yang sekitar 93 persen efektif.
"Jika saya tidak mendapat respons imun, vaksin tidak akan melindungi saya. Tetapi masker wajah akan (melindungi)," tambah Redfield, berbicara di depan anggota parlemen sambil memegang masker bedah berwarna biru.
Redfield mendesak warga Amerika, terutama yang berusia antara 18 dan 25 tahun, untuk terus mengenakan masker penutup wajah dan menegaskan. Langkah ini, menurutnya, dapat membantu mengendalikan pandemi dalam hitungan minggu jika orang-orang memakainya secara universal.
Sebelumnya, CDC menguraikan rencana besar untuk membuat vaksin Covid-19 gratis untuk semua warga Amerika. Meski begitu, Redfield memperkirakan dibutuhkan enam hingga sembilan bulan untuk membuat setiap orang Amerika divaksinasi, dengan negara harus memiliki dosis yang cukup untuk kembali ke "kehidupan normal" pada kuartal ketiga tahun depan.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Siap Diuji Coba ke Ratusan Remaja dan Anak-anak
CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang menyarankan, orang-orang memakai masker penutup wajah untuk mencegah penyebaran virus Corona, yang menyebar melalui tetesan pernapasan saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. CDC mengatakan, masker wajah yang menutupi mulut dan hidung sangat penting ketika orang-orang tidak dapat menjaga jarak satu sama lain.
Laksamana Brett Giroir, asisten sekretaris kesehatan di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, juga mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mengenakan masker penutup wajah adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran. Itu karena baik orang yang terinfeksi atau tidak menunjukkan gejala masih bisa menyebarkan virus.
Tanggapan itu muncul setelah Senator Jack Reed, D-R.I., menekan pejabat kesehatan atas keengganan Presiden Donald Trump untuk mengenakan masker penutup wajah saat menghadiri acara. Meski CDC telah mengubah panduannya untuk mendukung penggunaan masker penutup wajah, tetapi Trump tidak melakukannya selama berbulan-bulan.
Pada jumpa pers Gedung Putih, Trump mengatakan Redfield mungkin telah "salah memahami" pertanyaan dari anggota parlemen dan menambahkan bahwa masker tidak sepenting vaksin. Trump menyebut "mungkin" masker membantu.
"Saya berharap vaksin ini jauh lebih bermanfaat daripada masker," kata Trump kepada media.
CDC menarik kembali beberapa kesaksian Redfield setelah kritik Trump, mengklarifikasi pendiriannya tentang masker wajah.
Berita Terkait
-
Korea Selatan Siapkan Dana Rp 2 Triliun Lebih untuk Vaksin Covid-19
-
Vaksin Tak Akan Hentikan Pandemi Virus Corona Covid-19, Ini Sebabnya!
-
Kejar Akses Vaksin Covid-19, Indonesia Gandeng Unicef
-
Donald Trump: Vaksin Covid-19 Akan Siap Empat Minggu ke Depan
-
Inggris Lanjut Uji Coba Vaksin Covid-19 Oxford Universty, AS Masih Menunda
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Desember: Raih Pemain 112-115 dan Ribuan Gems
-
63 Kode Redeem FF Terbaru 15 Desember: Klaim Emote, Dream Dive, dan Skin Winterlands
-
4 Tablet RAM 12 GB untuk Produktivitas Berat dan Multitasking Lancar
-
Ini Alasan Karakter Leon Kembali ke Resident Evil Requiem, Ada Gameplay Khusus
-
Honor Win Muncul di Toko Online: Desain Mirip iPhone, Baterai 10.000 mAh
-
4 HP Rp1 Jutaan Terbaik Tahun 2025 Versi David GadgetIn, Murah tapi Gak Murahan
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!