Suara.com - Pejabat pada Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi (NIAID) Amerika Serikat khawatir bahwa virus corona hasil mutasi yang kini menjadi varian paling dominan penyakit Covid-19 di dunia akan membuat masker serta disiplin cuci tangan tak lagi ada gunanya.
David Morens, virolog dan penasehat senior Direktur NIAID, Anthony Fauci, mengatakan bahwa temuan penelitian terbaru tentang dominannya mutasi virus corona D614G di AS dan Eropa, bisa berimplikasi serius pada kemampuan manusia untuk mengendalikan wabah Covid-19.
"Mengenakan masker, mencuci tangan, semua itu dilakukan sebagai batasan untuk mencegah penyebaran. Tetapi virus ini menjadi semakin menular dan secara statistik, ia kini berhasil mengatasi batasan tersebut," kata Morens seperti dilansir Telegraph dari The Washington Post, Kamis (24/9/2020).
Morens mengatakan bahwa studi soal mutasi virus corona itu belum di-review dan tak perlu terlalu dibesar-besarkan. Akan tetapi, di sisi lain, tak boleh dipandang sebelah mata.
Studi yang dimaksud ini digelar oleh sejumlah ilmuwan di University of Chicago dan University of Texas di AS. Studi yang terbit di MedRxiv itu menunjukkan bahwa D614G sudah menjadi varian virus corona yang dominan, hingga 99,9 persen, di antara para pengidap Covid-19 di AS.
Varian virus corona D614G itu sebelumnya juga sudah ditemukan di Asia, termasuk di Indonesia. Varian ini diketahui lebih mudah menular, tetapi tidak lebih mematikan. Bahkan beberapa peneliti di Singapura menduga bahwa varian ini justru kurang berbahaya dari varian virus corona sebelumnya.
Kabar baik
Paul Tambyah, pakar penyakit menular dari National University of Singapore (NUS), pada Agustus kemarin bahkan mengatakan bahwa ketika varian virus corona dengan mutasi D614G itu ditemukan, di saat yang sama angka kematian akibat Covid-19 justru turun.
"Mungkin ini baik karena virusnya semakin menular, tetapi lebih kurang mematikan," kata Tambyah yang juga menjabat sebagai Presiden International Society of Infectious Disesases, organisasi nirlaba internasional yang bergerak dalam upaya mengendalikan penyakit menular.
Baca Juga: Pakar Virologi: Mutasi Virus Corona Tak Pengaruhi Keampuhan Vaksin
Tambyah mengatakan bahwa memang sebagian besar virus menjadi kurang berbahaya atau mematikan ketika sudah bermutasi.
"Kepentingan virus adalah untuk menginfeksi semakin banyak orang, bukan untuk membunuh. Karena virus bergantung pada inangnya untuk memperoleh makanan dan tempat bernaung," imbuh Tambyah.
Pada awal September ini para ilmuwan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga mengatakan bahwa mutasi D614G memang 10 kali lebih infeksius atau mudah menular. Tetapi itu baru merupakan temuan di laboratorium.
"Kalau dari hasil penelitian di kultur sel di laboratorium, iya, tapi belum bisa dibuktikan di manusia," kata peneliti LIPI, Anggia Prasetyoputri pada 1 September lalu.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
7 HP Murah Rp 900 Ribuan Terbaik November 2025: Cocok Buat Orangtua, UI Ringan
-
Acer Luncurkan Predator Triton 14 AI, Laptop Gaming Paling Tipis Bertenaga AI
-
7 Rekomendasi Tablet dengan Stylus Pen Murah Cocok untuk Guru
-
Resident Evil Requiem Rilis 2026, Begini Bocoran Campaign dan Gameplay-nya
-
XLSMART Sukses Terapkan Zero Waste di AXIS Nation Cup 2025
-
4 Smartwatch Xiaomi yang Layak Dibeli 2025, Budget Mulai Rp300 Ribuan Aman
-
Update Xiaomi HyperOS November 2025: Atasi Bug dan Perbaikan HP Mati Mendadak
-
Nubia V80 Max Lolos Sertifikasi di Indonesia, Desain Mirip iPhone Lagi?
-
Akselerasi Adopsi AI dan Cloud, Ekosistem Mitra Teknologi di Asia Pasifik Diperkuat Solusi Canggih
-
Game Survival Baru dari Kreator PUBG Telah Tiba, Early Access Dibuka