Suara.com - Korea Selatan menolak menghentikan program inokulasi flu musiman, meskipun ada seruan untuk pemberhentian program setelah 13 orang yang divaksinasi meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir.
Otoritas kesehatan mengatakan pihaknya tidak menemukan hubungan langsung antara kematian dan vaksin yang diberikan. Program vaksinasi ini bertujuan untuk memberikan vaksin kepada sekitar 19 juta remaja dan lansia secara gratis.
"Jumlah kematian telah meningkat, tetapi tim kami melihat kemungkinan kecil bahwa kematian itu akibat vaksin," kata Jeong Eunkyeong, direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, seperti dikutip Asia One, Jumat (23/10/2020).
Korea Selatan telah memesan 20 persen lebih banyak vaksin flu tahun ini untuk menangkal "twindemic", seseorang yang memiliki flu dan mengembangkan potensi komplikasi Covid-19.
"Saya memahami dan menyesali bahwa orang-orang khawatir tentang vaksin tersebut. Kami sedang menyelidiki penyebabnya, tetapi akan sekali lagi memeriksa secara menyeluruh proses yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah, dari produksi hingga distribusi," kata Park Neunghoo, Menteri Kesehatan, seraya mengonfirmasi bahwa program akan tetap dilanjutkan.
Program vaksin gratis ini menggunakan vaksin yang diproduksi oleh pembuat obat lokal GC Pharma, SK Bioscience, dan Ilyang Pharmaceutical Company, bersama dengan Sanofi asal Prancis dan GlaxoSmithKline dari Inggris. Vaksin tersebut kemudian didistribusikan oleh perusahaan lokal LG Chem dan Boryung Biopharma.
Untuk saat ini, GC Pharma, LG Chem, SK Bioscience, dan Boryung menolak memberikan komentar. Sementara Ilyang Pharmaceutical, Sanofi dan GSK tidak menanggapi permintaan komentar.
Tidak ada kejelasan apakah ada vaksin buatan Korea Selatan yang diekspor atau apakah vaksin yang dipasok Sanofi dan GSK juga digunakan di negara lain.
Menurut pemimpin partai oposisi utama People Power, Kim Chongin, program itu harus dihentikan sampai penyebab pasti kematian diverifikasi.
Baca Juga: Akhir Januari 2021, Lansia di AS Akan Mendapat Vaksinasi Covid-19
Otoritas kesehatan mengatakan bahwa penyelidikan awal terhadap enam kematian tidak menemukan hubungan langsung dengan vaksin. Tidak ada zat beracun ditemukan dalam vaksin dan setidaknya lima dari enam orang yang diselidiki memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Program gratis ini telah menuai kontroversial sejak diluncurkan pada bulan lalu. Vaksin itu mulai ditangguhkan selama tiga minggu setelah sekitar 5 juta dossi vaksin ditemukan telah terpapar suhu kamar saat diangkut ke fasilitas medis.
Para pejabat mengatakan sebanyak 8,3 juta orang telah diinokulasi sejak program dilanjutkan kembali pada 13 Oktober, dengan sekitar 350 kasus reaksi merugikan dilaporkan.
Di sisi lain, pemerintah juga menawarkan program vaksin berbayar yang digabungkan dengan program gratis. Itu bertujuan untuk memberi vaksin pada sekitar 30 juta penduduk. Di bawah program vaksin berbayar, pembeli dapat memiliki penyedia vaksin dari kelompok yang lebih besar.
Menurut kantor berita Yonhap, jumlah kematian tertinggi di Korea Selatan terkait dengan vaksinasi flu musiman adalah enam pada 2005. Para pejabat mengatakan, sulit untuk membuat perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya karena lebih banyak orang yang menggunakan vaksin tahun ini.
Berita Terkait
-
Satgas Klaim Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan Aman
-
Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Tidak Berspekulasi Soal Vaksin, Kenapa?
-
Pemerintah Targetkan Vaksin Dapat Digunakan Masyarakat Akhir Tahun
-
Polemik Sinovac, Epidemiolog UI: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Teruskan Saja
-
Berkaca dari Brasil, PB IDI Minta Menkes Hati-hati Pilih Vaksin Covid-19
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Laptop untuk AutoCAD dengan Harga Miring, Cocok buat Mahasiswa Teknik
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag