Suara.com - Para mahasiswi dan mahasiswa Indonesia di Britania Raya, anggota Divisi Analisis dan Rekomendasi Kebijakan Kesehatan, Badan Otonom Unit Kesehatan, Perhimpunan Pelajar Indonesia di United Kingdom (PPI UK), menilai pemerintah keliru tidak memprioritaskan orang lanjut usia untuk vaksin COVID-19. Berikut analisis mereka:
Kebijakan pemerintah Indonesia tidak memasukkan kelompok usia lanjut di atas 60 tahun dalam gelombang pertama program vaksinasi COVID-19 gratis berpotensi membuat dampak program vaksinasi dalam menurunkan jumlah kematian tidak maksimal.
Mulai 13 Januari lalu pemerintah memprioritaskan vaksin tahap awal (Januari-April) untuk tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, dan penduduk berusia 18-59 tahun. Namun, vaksin CoronaVac dari perusahaan Cina Sinovac itu belum akan digunakan untuk meningkatkan kekebalan pada penduduk berusia di atas 60 tahun.
Kebijakan itu bermasalah karena jumlah kematian yang besar terkait virus corona di Indonesia – tertinggi kawasan Asia Tenggara – didominasi oleh kelompok usia di atas 60 tahun (45% dari total kematian terkonfirmasi COVID-19).
Selain itu, kebijakan ini tidak konsisten dengan petunjuk teknis penahapan prioritas penerima vaksin yang dikeluarkan pemerintah pada 4 Januari 2021. Petunjuk tersebut juga mencakup rekomendasi teknis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan prioritas vaksin tahap pertama pada tenaga kesehatan, lalu petugas pelayanan publik dan kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas) pada tahap kedua (Januari-April).
Tapi, juru bicara program vaksinasi pemerintah Siti Nadia Tarmizi kemudian menyatakan pemerintah akan memprioritaskan penduduk berusia 18-59 tahun untuk divaksinasi pada gelombang pertama setelah tenaga kesehatan.
Menurut pemerintah, ada dua alasan kelompok usia lanjut tidak masuk prioritas vaksin gelombang awal.
Pertama, efek proteksi lintas kelompok yakni vaksinasi yang diberikan pada usia produktif yang banyak berkegiatan di luar rumah akan melindungi kelompok usia tua yang lebih banyak di rumah, terutama jika mereka tinggal bersama dalam satu rumah (multigenerasi).
Kedua, belum adanya data mengenai keamanan vaksin di kelompok usia lanjut. Karena itu pemerintah memprioritaskan vaksinasi pada usia 18-59 tahun.
Baca Juga: Lebih Dari 172 Ribu Orang Indonesia Sudah Divaksinasi Covid-19
Selain itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sejauh ini hanya membolehkan pemakaian vaksin CoronaVac untuk kelompok usia 18-59 tahun.
Kami akan memberikan argumentasi untuk menyanggah dua alasan pemerintah tersebut dengan data di bawah ini:
1. Keamanan vaksin untuk usia lanjut
Pada September 2020, Sinovac merilis hasil riset sementara uji fase 1 dan 2 untuk keamanan vaksin CoronaVac – vaksin serupa diuji fase 3 di Bandung – untuk orang sehat berusia di atas 60.
Hasil interim ini menunjukkan bahwa vaksin CoronaVac memiliki imunogenisitas (kemampuan memicu kekebalan tubuh) yang baik terhadap virus penyebab COVID-19. Vaksin juga aman untuk kelompok usia di atas 60 tahun yang ditunjukkan dengan tidak adanya efek samping serius terkait vaksin pada relawan uji klinis.
Di Turki, yang juga menguji klinik fase 3 vaksin CoronaVac dan memakainya, prioritas program vaksinasi setelah izin penggunaan darurat di sana adalah untuk tenaga kesehatan dan orang usia lanjut (di atas 65 tahun).
Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoan, yang berusia 66 tahun menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin CoronaVac sebagai tanda dimulainya program vaksinasi COVID-19 di Turki.
Berita Terkait
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
53 Kode Redeem FF Terbaru 14 Desember 2025, Ada Skin dan Bundle Winterlands
-
24 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 Desember 2025, Klaim Pemain Juventus 111-115
-
8 HP Snapdragon Termurah Desember 2025 untuk Daily Driver, Mulai Sejutaan!
-
Fokus pada Detail Kecil, MONTRA Siap Jadi Standar Baru Proteksi iPhone
-
6 HP RAM 8 GB Rp1 Jutaan untuk Multitasking dan Produktivitas Sehari-hari
-
Game James Bond 007 First Light Muncul di TGA, Karakter Antagonis Terungkap
-
Hujan Meteor Geminid 2025 Malam Ini 14 Desember, Cek Jam Terbaik untuk Mengamatinya
-
Harga Ponsel 2026 Diprediksi Lebih Mahal, RAM 4 GB Kemungkinan Kembali Populer
-
7 HP Murah RAM Besar untuk Game, Paling Worth It Anti Lag
-
Varian Warna Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Usung Spek Gahar