Suara.com - Para ilmuwan dari NASA dan badan antariksa lainnya melakukan skenario fiktif, jika asteroid berbahaya akan menghantam Bumi dalam latihan bulan lalu.
Latihan tersebut memberikan skenario waktu enam bulan sejak penemuan asteroid fiktif hingga bertabrakan dengan Bumi.
NASA menyebut, tidak ada teknologi yang dapat menghentikan asteroid tersebut dan tidak ada pesawat luar angkasa mampu menghancurkannya.
Namun, Paul Chodas, Manajer Center for Near-Earth Object Studies di NASA, telah melakukan lima simulasi terpisah.
Ia mengatakan bahwa para ahli membutuhkan peringatan bertahun-tahun, bukan enam bulan seperti dalam skenario fiktif.
"Lima tahun adalah waktu minimumnya. Waktu adalah komoditas paling berharga yang mungkin kita harapkan, jika dihadapkan dengan asteroid yang nyata," kata Chodas, dikutip dari Science Alert, Selasa (18/5/2021).
Menurut Richard Binzel, astronom dari MIT, mengatakan bahwa para ilmuwan membutuhkan setidaknya satu dekade pendeteksian sebelum asteroid menghantam Bumi.
Namun, para ahli belum mengidentifikasi sebagian besar batuan antariksa berbahaya yang lewat di dekat Bumi, sehingga kemungkinan kecil dapat mendeteksinya dalam lima atau 10 tahun.
Kongres sebelumnya meminta NASA untuk menemukan dan melacak 90 persen semua objek dekat Bumi yang berukuran 140 meter atau lebih besar pada 2005.
Baca Juga: Transfer Data ke Luar Angkasa Lebih Cepat, NASA Luncurkan Sistem Komunikasi
Tetapi hingga saat ini, NASA hanya menemukan sekitar 40 persen dari objek tersebut.
Selain itu, para ahli juga harus mengetahui informasi sebanyak mungkin tentang asteroid yang berpotensi mengancam, termasuk ukurannya, jalurnya mengelilingi Matahari, hingga komposisinya.
Untuk mencari lebih banyak asteroid, NASA juga akan meluncurkan misi Surveyor NEO yang terdiri dari teleskop inframerah ke orbit Bumi pada 2026.
Jika teleskop berfungsi sesuai rencana, itu mungkin dapat menemukan 90 persen objek dekat Bumi yang paling berbahaya, sesuai dengan mandat Kongres
Berita Terkait
-
NASA Bagikan Audio Penerbangan Pertama Ingenuity di Mars
-
Helikopter Pertama NASA di Mars Sukses Lakukan Uji Penerbangan ke-5
-
Sukses di Mars, NASA Akan Kirim Helikopter ke Planet Lain
-
Mengenal 2021PDC, Asteroid Fiktif Disebut Akan Tabrak Bumi
-
Hore! Helikopter Pertama NASA di Mars Sukses Lakukan Penerbangan Keempat
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Meta Bangun Kabel Bawah Laut lewati Indonesia, Bawa Kecepatan Internet 570 Tbps
-
35 Kode Redeem FF Terbaru 12 Oktober 2025, Klaim Hadiah Timnas Gratis
-
Cara Pakai Spotify di ChatGPT, Bisa Kasih Rekomendasi Lagu hingga Bikin Playlist
-
Update 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober 2025, Gaet Pemain Acak OVR 106-110
-
Xiaomi Rilis CCTV, Air Purifier, dan Monitor Gaming Baru ke Indonesia, Ini Harganya
-
Komdigi Bikin Sistem Baru yang Batasi Game untuk Anak, Berlaku Tahun Depan
-
Telkom Buka Lowongan Magang 6 Bulan ke Fresh Graduate, Dapat Uang Saku Setara UMP!
-
Nubia Z80 Ultra Segera Rilis: Usung Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Kamera Bawah Layar
-
Laris, Nintendo Switch 2 Cetak Rekor Penjualan
-
Cara Menggunakan dan Menonaktifkan Fitur Instagram Map, Apakah Aman?