Suara.com - Peristiwa misterius yang hampir memusnahkan seluruh hiu di Bumi baru-baru ini terungkap, melalui serangkaian penyelidikan yang tidak disengaja.
Lebih dari 19 juta tahun lalu, para ahli menyebut bahwa lautan benar-benar dipenuhi dengan hiu, kira-kira sepuluh kali lebih banyak dari hari ini.
Namun, predator laut besar tersebut hampir menghilang akibat peristiwa aneh. Bukti yang dimiliki sejauh ini masih belum menjelaskan apa yang menyebabkan kepunahan tersebut.
"Kami mempelajari mikrofosil gigi ikan dan sisik hiu di sedimen laut dalam dan memutuskan untuk membuat jumlah ikan dan hiu selama 85 tahun," kata Elizabeth Sibert dari Yale University, dikutip dari Science Alert, Jumat (4/6/2021).
Ketika tim membandingkan rasio dentikel hiu purba dengan gigi ikan lain yang terkubur hingga 5.700 meter di dasar laut, para ahli melihat perubahan yang jelas dalam kehidupan laut yang terjadi sekitar 19 juta tahun.
Sebelumnya, sampel sedimen memiliki banyak dentikel dan gigi, yang secara alami jatuh dari tubuh ikan dan mendarat di dasar laut.
Sekarang, hanya sepertiga dari sampel yang mengandung bukti dentikel hiu.
Penurunan tak terduga dalam kelimpahan hiu ini dua kali lebih besar dari apa yang ditemukan pada peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogene, yang memusnahkan dinosaurus.
Dalam inti sedimen dari Pasifik Utara dan Pasifik Selatan, para peneliti menemukan bukti penurunan tajam dalam kelimpahan hiu, diperkirakan lebih dari 90 persen.
Baca Juga: Hiu Tutul Tujuh Meter Terdampar di Pantai Gemawing Trenggalek
Ini penemuan yang mengkhawatirkan karena itu berarti hiu mengalami kesulitan untuk pulih dari peristiwa kepunahan mendadak.
Sejak tahun 1970-an, hiu laut modern telah menurun sekitar 70 persen, terutama karena penangkapan ikan yang berlebihan.
Tak lama setelah hiu purba ini punah, para peneliti menemukan bahwa tuna, burung laut, dan paus mulai mengisi celah dan itu mungkin menjadi salah satu alasan mengapa hiu sulit untuk pulih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Satu Dekade Shopee: Rayakan 10 Tahun Inovasi Digital, Hadirkan Fuji, dan Angkat Warisan Budaya
-
10 Aplikasi Lari Terbaik selain Strava, Fiturnya Tak Kalah Lengkap!
-
ITSEC Asia Tancap Gas: Ekspansi Global, Summit AI 2026, dan Misi Amankan Perempuan di Dunia Digital
-
YouTube Luncurkan Fitur Recap 2025, Tampilkan Kebiasaan Menonton Pengguna
-
Red Dead Redemption Resmi Hadir di Mobile, Netflix Games Jadi Penyokong
-
Diskon Akhir Tahun Steam Kapan Mulai? Ini Jadwal Winter Sale 2025 dan Prediksi Promo Game
-
Komdigi Kirim Bantuan Starlink ke Wilayah Bencana Aceh, Pemulihan BTS Terus Dipercepat
-
5 Rekomendasi Holder HP Anti-Air Terbaik untuk Ojol, Harga Murah dan Awet
-
Peta Jalan Nasional IPv6 Enhanced dan Net5.5G Resmi Diluncurkan, Ini Strategi Internet Masa Depan
-
Cara Buat Discord Checkpoint 2025, Mirip Spotify Wrapped Versi Komunitas Digital