Suara.com - Militer China akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk melacak benda terbang tak dikenal.
Menurut Chen Li dari Air Force Early Warning Academy, pemerintah tampaknya kewalahan dalam beberapa tahun terakhir oleh tingginya jumlah penampakan langit oleh militer dan warga sipil.
"Sering terjadinya kondisi udara tak dikenal dalam beberapa tahun terakhir memberi tantangan berat bagi keamanan pertahanan udara negara kita," tulis Chen dalam laporan 2019 kepada para ilmuwan Beijing.
Organisasi tersebut semakin mengandalkan kecerdasan buatan karena teknologi itu dapat menghubungkan informasi dari waktu dan lokasi berbeda, dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh otak manusia.
Dilansir dari The Independent, Selasa (8/6/2021), militer China, People’s Liberation Army, mengumpulkan sejumlah data mentah dari stasiun radar militer, pilot angkatan udara, kantor polisi, dan observatorium.
Data-data itu akan diproses oleh militer daerah, mentransfernya ke database nasional, dan dianalisis berdasarkan perilaku, desain, bahan, dan radioaktivitas.
Kecerdasan buatan dapat mengkorelasikan data, seperti apakah UFO muncul selama peristiwa politik atau militer, informasi satelit cuaca, atau fenomena alam, untuk lebih menentukan kemungkinan asal objek tak dikenal.
Berbeda dari Amerika Serikat, satu-satunya waktu ketika China secara resmi mengonfirmasi penampakan UFO adalah pada 1998.
Saat dua jet militer harus mencegat objek yang terbang rendah dan tampak seperti "jamur" dengan dua sinar lampu dari pusatnya.
Baca Juga: Menlu Jerman Ingatkan Soal Perlombaan Senjata Berbasis Kecerdasan Buatan
Saat didekati, objek tersebut meningkatkan kecepatan hingga mencapai lebih dari 20.000 meter dan menghilang secara misterius.
Di sisi lain, NASA sendiri juga ikut melakukan pemeriksaan terhadap benda-benda aneh yang dilihat oleh pilot Angkatan Laut.
Berita Terkait
-
Begini Pandangan Ahli Astrofisika soal Video Penampakan UFO oleh Personel AL AS
-
Seru, Stellantis Siap Sematkan Sistem Kecerdasan Buatan di Berbagai Produknya
-
Canggih! Sistem AI Tercepat di Dunia Akan Buat Peta 3D Alam Semesta
-
Amerika Heboh Soal UFO, Donald Trump: Saya Percaya Dengan Kalian
-
Astronot Ini Sebut Sensasi UFO sebagai Kebodohan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Apa Itu Cloudflare, Kenapa Eror Jadi Penyebab Internet Lemot?
-
Langkah Praktis Menyatukan Kolom di Microsoft Excel Tanpa Menghapus Data
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Mega Charizard X ex Hadir Melalui Seri Terbaru Pokemon Game Kartu Koleksi "Kobaran Biru"
-
Pemulihan Pasca-Banjir Sumatra Layanan Telekomunikasi
-
Satu Dekade Shopee: Rayakan 10 Tahun Inovasi Digital, Hadirkan Fuji, dan Angkat Warisan Budaya
-
10 Aplikasi Lari Terbaik selain Strava, Fiturnya Tak Kalah Lengkap!
-
ITSEC Asia Tancap Gas: Ekspansi Global, Summit AI 2026, dan Misi Amankan Perempuan di Dunia Digital
-
YouTube Luncurkan Fitur Recap 2025, Tampilkan Kebiasaan Menonton Pengguna
-
Red Dead Redemption Resmi Hadir di Mobile, Netflix Games Jadi Penyokong