Suara.com - Jeff Bezos resmi mundur sebagai CEO Amazon pada Senin (5/7/2021), setelah menduduki jabatan itu selama 27 tahun. Sebagai penggantinya, telah ditunjuk Andy Jassy, yang sebelumnya memimpin Amazon Web Services (AWS).
Di Amazon profil Andy Jassy sudah banyak diketahui. Dia bukan orang baru. Sebelumnya, sejak 2003 Jassy dipercaya sebagai CEO AWS dan mulai 5 Juli kemarin namanya terpampang sebagai CEO di laman resmi Amazon. Adapun Bezos kini diserahi jabatan sebagai executive chair.
Selama diasuh Bezos, Amazon telah bertumbuh menjadi salah satu raksasa internet di dunia. Perusahaan itu mendominasi perdagangan online di Amerika Serikat dan sebagian Eropa. Sementara AWS menyediakan tulang punggung berbagai website modern di dunia.
Jassy sendiri menghabiskan hampir seluruh karier profesionalnya di Amazon. Tak lama setelah lulus dari sekolah bisnis Harvard (HBS) pada 1997, ia bergabung dengan Amazon.
"Saya menjalani ujian akhir di HBS pada Jumat pertama Mei 1997 dan saya mulai bekerja di Amazon pada Senin minggu berikutnya," kata Jassy dalam sebuah podcast yang tayang September 2020 lalu.
Pada 2003 ia dan Bezos melahirkan ide tentang komputasi awan dan mulai membangun AWS, yang diluncurkan secara resmi pada 2006. Ia memimpin perusahaan baru itu sampai ditunjuk sebagai CEO AWS pada 2016.
Bukan boneka
Jassy disebut sangat cocok dengan budaya Amazon yang mengedepankan pelanggan, cepat, dan sederhana. Ia juga, sama seperti Bezos, sangat kompetitif dan tidak percaya dengan pola pikir konvensional.
Tetapi lelaki 53 tahun itu bukan boneka Bezos. Ia dikenal sebagai pemikir yang tajam, tetapi juga mudah bergaul dengan rekan kerja. Berbeda dengan Bezos yang sering kali terlalu fokus pada pekerjaan, Jassy punya pengalaman yang lebih lama bergaul di luar tembok Amazon.
Pada Desember 2020 lalu misalnya, dalam sebuah acara AWS, ia tidak hanya berbicara soal perusahaan seperti biasanya tetapi juga menyinggung soal fenomena sosial yang terjadi di AS, yakni wabah virus corona dan pembunuhan terhadap tiga orang kulit hitam di negara itu.
Baca Juga: Jeff Bezos Pensiun, Kekayaannya Bikin Jiwa Misqueen Menjerit
"Kenyatannya selama beberapa ratus tahun, cara kita memperlakukan orang kulit hitam di negeri ini sangat memalukan dan harus ada perubahan," kata dia.
Meski demikian belum diketahui bagaimana kepemimpinan Jassy di Amazon nanti. Tetapi wawancara dengan pegawai dan mantan pegawai Amazon mengungkapkan bahwa gayanya tak akan banyak berbeda dari Bezos.
"Ia akan sama ambisius dan tegas seperti Jeff," kata Jennifer Cast, orang yang merekrut Jassy di Amazon pada 1997.
Penggemar olahraga
Jassy lahir dan besar Scarsdale, New York. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum terkemuka New York, sementara ibunya bertanggung jawab di rumah.
Sebagai remaja, Jassy dikenal sebagai petenis handal. Ia juga bermain sepak bola. Di sekolah, ia mengaku, bukan termasuk siswa yang menonjol dan lebih menganggap diri sebagai atlet.
"Sekolah, bagi saya, mirip seperti bermain," kata Jassy.
Usai lulus dari jurusan pemerintahan di Harvard, Jassy pindah ke New York. Di sana ia bekerja sebagai pembawa acara olahraga. Ia sempat bekerja sebentar untuk ABC Sports dan Fox, sebelum mendirikan sebuah startup, dan kembali berkuliah di sekolah bisnis Harvard.
Saat pertama kali bekerja di Amazon, Jassy ditempatkan di bagian pemasaran. Ia bertugas untuk mengkaji peluang lain Amazon, di luar menjual buku. Meski gagasannya sempat ditolak, beberapa tahun kemudian Jassy dipercaya untuk memimpin tim bisnis musik di Amazon.
Mendirikan AWS
Memasuki awal 2000an, ia masuk ke radar Bezos. Jassy diminta untuk menjadi semacam asisten pribadi sang bos. Selama 18 bulan,
Jassy mengikuti Bezos setiap hari: duduk bersamanya saat meeting dan bertugas menjadi telinga Bezos dalam pertemuan-pertemuan yang sengaja tidak dihadiri sang bos.
Menurut beberapa pegawai dan manta pegawai Amazon, Bezos adalah penggemar Jassy. Ketika Amazon melakukan pemutusan hubungan kerja di bagian pemasaran, Jassy adalah satu dari sedikit orang yang diselamatkan.
Bezos disebut sangat percaya pada Jassy. Sebaliknya Jassy sangat terbuka pada Bezos. Jika sebagian besar eksekutif Amazon sering menahan diri saat berbicara dengan Bezos yang terkenal temperamental, maka Jassy sama sekali tidak menahan mulutnya.
"Dia selalu mengatakan kebenaran. Ia akan mengatakannya dalam cara yang benar dan sopan," kata Ian Freed, bekas eksekutif Amazon yang juga sempat menjadi penasehat Bezos.
Kedekatan dan kepercayaan ini yang kemudian melahirkan AWS. Cikal-bakal bisnis infrastruktur digital modern ini adalah saat Amazon memutuskan untuk melakukan reorganisasi infrastruktur teknologinya.
Mereka memutuskan untuk memecah tim teknologinya ke dalam kelompok-kelompok kecil, yang masing-masing bertugas mengembangkan sebuah layanan atau software. Saat sudah rampung, software itu akan di-setting sedemikian rupa, sehingga tim lain bisa menggunakannya dengan mudah.
Berangkat dari pengalaman ini, Bezos dan timnya melihat peluang baru untuk membawa sistem baru ini ke pasar. Pada 2003, Jassy ditugaskan untuk merancang bisnis baru ini dan tiga tahun kemudian AWS diluncurkan.
AWS kini bertumbuh menjadi pemain utama di bisnis komputasi awan. Pada 2020, menurut firma riset pasar Gartner, Amazon menguasai hampir 41 persen pasar layanan infrastruktur komputasi awan, hampir dua kali lipat dari pangsa pasar Micorosoft sebagai saingat terdekatnya. Dan Andy Jassy berjasa besar di sana. [Bloomberg/Reuters/The Verge]
Tag
Berita Terkait
-
Pernikahan Jeff Bezos Dongkrak Pariwisata Italia Hingga 68 Persen!
-
Salip Jeff Bezos, Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ketiga di Dunia dengan Harta Rp 4.428 Triliun
-
Jadi Pengantin Baru, Harta Jeff Bezos Bertambah Jadi Rp 92 Triliun
-
Jeff Bezos Jual Saham Amazon Rp 1,7 Triliun Buat Bulan Madu
-
Robot Anjing Jeff Bezos Cuma Rp600 Jutaan, Punya Polri yang Rp3 Miliar Secanggih Apa?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Lazada Sebut Fitur AI Mampu Tingkatkan Belanja Online di Tanggal Kembar 9.9
-
Deretan Fitur AI di HP Realme, Lengkap dari Kamera hingga Gaming
-
Infinix GT 30 Masuk Indonesia 24 September, HP Gaming Banyak Fitur AI
-
39 Kode Redeem FF Hari Ini 19 September 2025, Skin SG2 dan Scar Megalodon Menanti
-
Redmi Pad 2 Play Bundle Masuk Indonesia, Tablet Xiaomi Rp 2 Jutaan Cocok untuk Anak
-
Riset Ungkap Kecepatan Internet Indonesia Nomor 2 Paling Lelet di Asia Tenggara
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB, Performa Kencang Harga Terjangkau
-
10 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 19 September 2025, Dapatkan Beckham dan Iniesta OVR 104
-
Honor Siapkan HP Baru Bulan Ini: Bawa Baterai 8.300 mAh dan Fitur Tangguh
-
Sebagian Fitur Redmi K90 Terungkap, Diprediksi Jadi Cikal Bakal POCO F8