Suara.com - Satelit Malaysia segera jatuh dari luar angkasa, kemudian terbakar di atmosfer Bumi menyusul "anomali" misterius yang menghantamnya di orbit.
Satelit komunikasi Measat-3 yang hampir berusia 15 tahun, mengalami masalah yang tidak dapat dijelaskan pada 21 Juni lalu.
Kondisi ini melumpuhkan layanan bagi pelanggannya dan masih di bawah kendali darat 24 Juni, tetapi belum beroperasi sejak itu.
Satelit yang dianggap mati dan penyelidikan "akar penyebab" masih berlangsung oleh Measat dan pembuat satelit Boeing.
Measat mengatakan pada 6 Agustus bahwa pihaknya memutuskan untuk melanjutkan deorbit.
"Usaha pengujian dan pemulihan lebih lanjut menemukan bahwa satelit tidak dapat masuk kembali ke layanan," kata Measat dalam pembaruan.
Satelit akan dideorbit dalam minggu-minggu berikutnya, dilansir dari Space, Minggu (15/8/2021).
Pihaknya belum merilis waktu pasti kapan rencananya akan membakar Measat-3.
Measat-3 diluncurkan 11 Desember 2006 dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, pusat peluncuran yang sama dengan Soyuz yang secara berkala mengirim kru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Pesawat ruang angkasa ini melayani lebih dari 100 negara di Asia, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika.
Baca Juga: Satelit Nigeria Kedaluwarsa, Terancam Berhenti Beroperasi
Operator TV satelit Astro termasuk di antara pelanggan yang terkena dampak, menurut laporan berita lokal yang mengutip tweet dari Astro.
Sebagian besar pelanggan dipindahkan ke satelit cadangan pada pertengahan Juli, tetapi satelit itu kemudian jatuh di orbitnya setidaknya sejak 1 Juli, menurut ExoAnalytic Solutions, sebuah perusahaan pelacakan ruang angkasa.
ExoAnalytic mencatat tidak ada puing-puing di sekitar Measat-3 yang mengisyaratkan tabrakan di ruang angkasa yang mungkin menyebabkan masalah layanan.
Satelit itu juga tidak memiliki risiko tabrakan jangka pendek dengan objek luar angkasa lainnya, kata ExoAnalytic.
Sebuah laporan kemudian dari SpaceNews pada 11 Agustus, mengutip perusahaan asuransi, kemungkinan satelit kehabisan bahan bakar lebih awal dari yang diharapkan di orbit geosynchronous.
Measat mengatakan 6 Agustus sedang menyiapkan satelit baru yang disebut Measat-3D, yang dibangun oleh Airbus Defense and Space, "untuk awal 2022."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
BAKTI Komdigi Akui Ada 2.121 Desa di Indonesia Belum Kebagian Internet
-
Starlink Banyak Dipakai Korban Banjir Sumatra, Bisakah Indonesia Bikin Satelit Pesaing?
-
40 Kode Redeem FF 10 Desember 2025: Klaim Mythos Fist dan HP Gratis dari Bang Yeti
-
Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
-
Mirai Human Washing Machine, Inovasi Mandi Otomatis dengan Harga Fantastis
-
Komdigi Bantah Kalah Cepat dari Starlink Pulihkan Internet di Lokasi Banjir Sumatra
-
Tutorial Membuat Grab dan Gojek Wrapped 2025, Tinggal Klik dan Langsung Bagikan
-
Render Motorola Edge 70 Ultra Beredar, Diprediksi Sertakan Stylus
-
BAKTI Komdigi Sukses Sediakan 30 Ribu Akses Internet Berkat Satelit Satria-1
-
Capcom Siapkan Game Baru dari Seri Mega Man, Devil May Cry, dan Ace Attorney