Suara.com - Phaethon, sumber hujan meteor Geminid, telah menarik minat para ilmuwan selama bertahun-tahun karena asteroid ini berperilaku seperti komet.
Penelitian terbaru mengungkapkan alasan mengapa bola eksentrik ini menjadi sangat terang saat mendekati Matahari.
Asteroid dan komet sama-sama mengorbit Matahari, tetapi asteroid terbuat dari logam dan material berbatu, sedangkan komet terbuat dari berbagai jenis es, batu, dan debu.
Ketika orbitnya membawa komet lebih dekat ke Matahari, mereka memanas. Benda-benda beku dari tepi tata surya ini melepaskan debu dan batu saat esnya menguap, menciptakan ekor khas yang dapat membentang jutaan mil.
Komet dan puing-puing esnya biasanya menjadi sumber hujan meteor yang kita lihat di langit malam, yang membuat Phaethon tidak biasa.
Para ilmuwan telah memperdebatkan sifat dari Phaethon. Asteroid dekat Bumi yang dilacak dengan cermat telah disamakan dengan komet, sehingga disebut "komet batu."
Phaethon ditemukan pada Oktober 1983 dan dinamai menurut mitos Yunani tentang putra Helios, dewa Matahari, karena ia mendekati Matahari kita.
Phaethon mengorbit Matahari lebih dekat daripada asteroid lain dan membutuhkan 1,4 tahun, atau 524 hari, untuk menyelesaikan orbitnya.
Asteroid memanas hingga 1.390 derajat Fahrenheit (754 derajat Celcius) pada pendekatan terdekatnya dengan Matahari, yang menyebabkannya melepaskan puing-puing berdebu.
Baca Juga: Jangan Terlewat, Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Orionid
Partikel-partikel ini menyebabkan hujan meteor Geminid setiap Desember ketika mereka terjun ke atmosfer bumi dengan kecepatan 22 mil (35,4 kilometer) per detik, menguap dalam garis-garis yang kita sebut "bintang jatuh".
Jadi mengapa asteroid Phaethon selebar 3,6 mil (5,8 kilometer) menjadi cerah saat mendekati Matahari?
Pemodelan baru dan tes laboratorium telah mengungkapkan bahwa asteroid dapat melepaskan sesuatu yang lain ketika memanas: natrium.
Dilansir dari CNN, Minggu (22/8/2021), studi ini diterbitkan di The Planetary Science Journal.
"Phaethon adalah objek aneh yang menjadi aktif saat mendekati Matahari," kata penulis utama studi Joseph Masiero, seorang ilmuwan di Pusat Pemrosesan dan Analisis Inframerah Institut Teknologi California, dalam sebuah pernyataan.
"Kami tahu itu adalah asteroid dan sumber Geminid. Tapi mengandung sedikit atau tanpa es, jadi kami tertarik dengan kemungkinan bahwa natrium, yang relatif berlimpah di asteroid, bisa menjadi elemen yang mendorong aktivitas ini," jelasnya.
Berita Terkait
-
Nikmati Hujan Meteor Alfa Capricornid dan Delta Aquarid di Akhir Juli
-
Dua Puncak Hujan Meteor bisa Dilihat dengan Mata Telanjang, Ini Waktunya
-
Deretan Fenomena Langit Juli 2021, Ada Buck Moon dan Hujan Meteor
-
Astronom Temukan Komet Terbesar Dideteksi di Zaman Modern
-
5 Fenomena Langit Juni 2021, Ada Hujan Meteor
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Candaan Bocor saat Live, Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Maaf dan Mengundurkan Diri
-
23 Kode Redeem FC Mobile 2 November: Dapatkan Player Pack UCL, Rank Up Point, dan XP Trainer
-
23 Kode Redeem FF 2 November: Segera Klaim Skin SG2, Bundle, Diamond, dan Gloo Wall Gratis
-
5 Tablet Android dengan SIM Card yang Murah dan Praktis, Mulai Rp 1 Jutaan
-
5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
-
Cara Blur WhatsApp Web dengan Mudah, Anti Intip Saat di Kantor
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
MediaTek Dimensity 6400 Setara Chipset Apa? Bersaing dengan Snapdragon Berapa?
-
Intip Harga HP Infinix per November 2025, Spek Terbaik Mulai Rp1 Jutaan
-
18 Kode Redeem FC Mobile 2 November 2025, Klaim Pemain Gratis OVR 113 Terbatas