Suara.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia akan kembali mengalami La Nina dalam beberapa bulan mendatang. La Nina adalah anomali cuaca yang menyebabkan cuaca lebih basah di kawasan pasifik. Fenomena ini sempat melanda tanah air pada Oktober-Mei 2020.
BMKG meminta masyarakat mengantisipasi musim hujan datang lebih cepat akibat perubahan iklim. BMKG mencatat anomali itu terkait dengan tingginya konsentrasi CO2 di atmosfer Indonesia yang mencapai 415 parts per million (ppm) – lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 410 ppm.
Intensitas hujan juga bisa semakin ekstrem lantaran badai siklon tropis yang terdeteksi sejak bulan lalu di Kepulauan Riau, bagian barat Kalimantan, dan Kalimantan Tengah.
Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sekaligus Ketua Tim Variabilitas Iklim, Lembaga Pengembangan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, memprediksi pusaran angin siklon akan terbentuk di Samudera Hindia bagian barat di sepanjang pantai barat Sumatera. Hal ini akan menimbulkan hujan lebat dan angin ekstrem di kawasan Bengkulu dan sekitarnya, serta di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Hujan dan angin itu bisa lebih gawat lagi karena adanya pertemuan gelombang Kelvin dan Rossby di sekitar Bengkulu. Dampaknya bisa menjalar hingga ke kawasan Jawa bagian Barat, Kalimantan, Halmahera, hingga Papua.
“Di Papua, sepanjang tahun hingga Januari 2022 potensi hujan dan angin ekstrem sangat tinggi, terutama di wilayah kepala burung. Ini menjadi [sesuatu] yang perlu diperhatikan,” tutur Erma melalui pemaparan video dalam acara Rapat virtual Koordinasi Tim Intelijen Penanggulangan Bencana: Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Daerah Berisiko Bencana. Acara ini dihelat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, pekan lalu.
Risiko bencana terus berlipat
Pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, Mahawan Karuniasa, turut mengamini cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi sebagai dampak pemanasan global.
Keparahan cuaca ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga banjir bandang, dapat lebih sering terjadi.
Baca Juga: Studi: Banjir Rob Akan 100 Keli Lebih Sering Terjadi di Indonesia
Tren kenaikan pun sudah terlihat sejak lebih dari satu dekade lalu. Jumlah bencana hidrometeorologi di Indonesia pada 2020 mencapai 2.510 kejadian. Yang terbanyak di antaranya adalah banjir (1.065 kejadian), disusul angin puting beliung (873 kejadian), dan tanah longsor (572 kejadian). Angka itu hampir lima kali lipat lebih tinggi dibanding jumlah kejadian bencana hidrometeorologi pada 2005, yang hanya 539 kejadian.
Mahawan menyatakan pemerintah harus melakukan upaya adaptasi bencana secara drastis. Deteksi kejadian harus dilakukan jauh lebih awal. Sejauh ini, kemampuan Indonesia mengantisipasi cuaca ekstrem masih lemah.
Salah satu contohnya adalah siklon tropis Seroja yang menghantam sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur dan perairan sekitarnya, 4 April lalu. Kebanyakan media baru aktif memberitakan informasi risiko fenomena itu pada 3 April, atau sehari sebelum kejadian.
Karena itu, sosialisasi risiko bencana kepada masyarakat juga harus dilakukan sesering mungkin.
“Bencana meningkat dengan pesat, masyarakat harus sadar bencana,” ujar Mahawan, saat dihubungi pada pertengahan Agustus.
Badai yang lebih sering terjadi juga berisiko mengakibatkan abrasi pantai. Sebagai upaya mitigasi, upaya pembuatan tanggul dan restorasi kawasan mangrove harus menjadi prioritas.
Berita Terkait
-
Pola Makan Tak Berkelanjutan Jadi Ancaman bagi Iklim dan Kemanusiaan: Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Badai Api Mengguncang Bumi: Tantangan Baru Ilmuwan di Era Pemanasan Global
-
Perempuan Pesisir dan Beban Ganda di Tengah Krisis Iklim
-
MQK Internasional Perdana di Indonesia, Menag Soroti Ekoteologi untuk Atasi Krisis Iklim
-
Peringatan 16 tahun Gempa Padang
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
Terkini
-
Cara Ganti Nomor WhatsApp, Pindah Akun ke Nomor Baru Tanpa Kehilangan File
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
6 Cara Mengatasi Status WhatsApp Tidak Ada Suara di iPhone, Cek Settingan Ini
-
7 Game Alternatif FC Mobile yang Bisa Dimainkan Tanpa Internet
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 9 Oktober 2025, Hadir AWM Bambu Panda dan Gloo Wall Bamboo Bandit
-
19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 9 Oktober 2025, Peluang Dapat Stam dan Pires OVR 112-113
-
Daftar Antrean KJP Pasar Jaya Error, Ini Solusinya
-
8 Situs Nonton Anime Sub Indo Gratis, Terlengkap dan Terupdate
-
Ucap 'Kerja Kerja Kerja' dan Suka Musik Metal, Calon PM Jepang Dianggap Mirip Jokowi
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 8 Oktober: Raih Avenger Bundle dan Skin SG2