Suara.com - Pemerintah diminta untuk menguatkan regulasi tata kelola limbah air, baik rumah tangga maupun industri untuk mencegah zat berbahaya seperti obat-obatan mencemari lautan.
Imbauan ini disampaikan Zainal Arifin, pakar ekotoksikologi di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) setelah studinya yang menemukan konsentarasi tinggi parasetamol di Teluk Jakarta mencuri perhatian publik pada pekan ini.
"Tugas setiap kita baik industri maupun masyarakat, untuk menjaga kesehatan manusia dan juga kesehatan lingkungan termasuk laut. Semua itu agar kita dapat hidup lebih bermakna,” kata Zainal seperti dilansir dari laman resmi BRIN, Sabtu (2/10/2021).
Selain itu, Zainal juga mendesak masyarakat untuk lebih bertanggung jawab menggunakan produk farmasi dan tak membuang sisa obat-obatan sembarangan.
"Sedangkan dalam pemakaian produk farmasi (obat, stimulan), publik perlu lebih bertanggung jawab, misalnya tidak membuang sisa obat sembarangan. Ini yang nampaknya belum ada, perlu ada petunjuk pembuangan sisa-sisa obat," tegas Zainal.
Sebelumnya dilaporkan bahwa konsentrasi parasetamol di perairan Teluk Jakarta lumayan tinggi dan faktanya lebih tinggi dari beberapa perairan yang pernah diteliti di dunia.
Konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke sebesar 610 nanogram per liter (ng/L) dan Ancol 420 ng/L. Jumlah ini lebih tinggi dibanding di pantai Brasil yang sebesar 34,6 ng/L dan pantai utara Portugis yang sebesar 51,2–584 ng/L.
Meskipun masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi studi di Korea Selatan menyebutkan bahwa zooplankton yang terpapar paracetamol menyebakan peningkatan stress hewan dan oxydative stress, yakni ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan sistem antiosidan, yang berperan dalam mempertahankan homeostasis.
Zainal sebelumnya mengatakan ada tiga kemungkinan sumber parasetamol di Teluk Jakarta. Ketiganya adalah ekskresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, dan industri farmasi.
Baca Juga: BRIN Pastikan Lima Fungsi Kebun Raya Tetapi Dipenuhi Secara Imbang
Berita Terkait
-
BRIN Gelar INARI EXPO 2025: Dorong Kolaborasi dan Riset untuk Ekosistem Inovasi Berkelanjutan
-
BRIN: Krisis Mikroplastik Jadi Alarm Perbaikan Sistem Sampah Nasional
-
Mikroplastik di Air Hujan Bisa Picu Stroke? Ini Penjelasan Lengkap BRIN dan Dinkes
-
BRIN Temukan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta, Ini Bahayanya bagi Tubuh
-
Hujan Mikroplastik, Bukti Krisis Lingkungan Kini Menyentuh Tubuh Kita
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Xbox Generasi Baru Bisa Mainkan Game PlayStation, Era Baru Gaming Dimulai
-
Cara Menghapus Background Foto di Canva, Mudah Lewat HP dan Laptop
-
Cara Melihat Kontak yang Tersimpan di Akun Google, Lengkap Panduan Mengelolanya
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Fakta 3I/ATLAS: Benarkah Kapal Induk Alien? Begini Kata Pakar
-
Viral Fotografer Upload Foto Tanpa Izin, Komdigi Sebut Warga Bisa Tuntut lewat UU ITE
-
Badai Melissa Hantam Jamaika, Kota Lumpuh Ribuan Rumah Porak-poranda
-
Produsen Drone Lokal Unjuk Gigi, Jadikan Pesawat Nirawak Perisai Trisula Nusantara
-
Samsung Galaxy S26 Edge Masih Hidup! Bocoran More Slim Bikin Penasaran
-
Gemini for Home Siap Diluncurkan, Selamat Tinggal Google Assistant!