Suara.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta hakim federal di Florida agar memaksa Twitter memulihkan akunnya.
Trump telah mengajukan perintah awal terhadap Twitter di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Selatan Florida, dengan alasan perusahaan media sosial itu 'dipaksa' oleh anggota Kongres Amerika Serikat untuk menangguhkan akunnya.
"Twitter menjalankan tingkat kekuasaan dan kontrol atas wacana politik di negara ini, secara historis belum pernah terjadi sebelumnya, dan amat berbahaya untuk membuka debat demokratis," kata pengacara Trump, dikutip dari CNBC, Minggu (3/10/2021).
Dalam pengajuannya, Trump berpendapat bahwa Twitter mengizinkan Taliban untuk mengunggah tweet berkala terkait kemenangan mereka di Afghanistan.
Sementara itu, akun Trump justru sering disensor Twitter selama ia aktif sebagai presiden. Twitter banyak melabeli tweet Trump sebagai "informasi yang menyesatkan" atau melanggar kebijakan perusahaan lainnya.
Di sisi lain, Twitter menolak komentar terkait aduan Trump ini.
Sebagai informasi, Twitter dan beberapa platform media sosial lain telah melarang Trump setelah massa pendukungnya menyerang gedung US Capitol pada 6 Januari.
Serangan ini disebut berawal dari pidato Trump, di mana ia mengklaim bahwa kekalahan pemilu presiden dari Joe Biden adalah kecurangan masif. Pernyataan ini kemudian mendapat banyak penolakan dari pengadilan dan pejabat pemilihan negara bagian di Amerika Serikat.
Saat memutuskan memblokir permanen akun Trump, Twitter mengatakan bahwa tweet Trump telah melanggar kebijakan platform. Sebelum diblokir, Trump memiliki lebih dari 88 juta followers.
Baca Juga: Lea Seydoux Lebih Suka Transportasi Umum, Naksir Aston Martin DB5 Gara-gara James Bond
Kemudian pada Juli, Trump menggugat Twitter, Facebook, dan Google Alphabet dengan menuduh mereka secara ilegal membungkam sudut pandang konservatif.
Berita Terkait
-
Akun Instagram Gus Elham Digembok: Video Viral Cium Bocah Perempuan Menuai Sorotan
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Dari Thread ke Bioskop, Falcon Pictures Garap Film Waluh Kukus
-
AS Shutdown, Trump Mau Ganti Subsidi ObamaCare dengan BLT Ratusan Miliar Dolar
-
Kondisi Terakhirnya Mengkhawatirkan, Britney Spears Hapus Akun Instagram
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Epson Hadirkan Seri Printer EcoTank Terbaru, Dorong Produktivitas dan Efisiensi Bisnis UKM
-
25 Kode Redeem FC Mobile Aktif 14 November 2025, Klaim Puluhan Ribu Gems dan Pemain OVR 111
-
6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
-
2 Rekomendasi Smartwatch yang Dukung Pembayaran QRIS: Praktis, Tak Repot Keluarkan HP
-
Di Balik Penjaga Gerbang Digital: Peran AI Detector Dalam Membangun Kepercayaan Daring
-
25 Tahun Teknologi Plasmacluster Sharp dari Laboratorium Osaka ke Rumah Jutaan Keluarga
-
5 Pilihan Smartwatch yang Cocok untuk Wanita Tangan Kecil, Mulai Rp100 Ribuan
-
BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem: Potensi Gelombang Tinggi dan Siklon Tropis
-
Jelang Perilisan, POCO F8 Pro dan Ultra Muncul di Geekbench
-
Restrukturisasi Perusahaan, Pengembang Game Tomb Raider PHK Puluhan Karyawan