Suara.com - Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad menilai digitalisasi aksara Nusantara perlu dilakukan untuk bantu memperkaya literasi digital terhadap budaya lokal di Indonesia.
"Dalam rangka mempertahankan budaya lokal di era digital, khususnya aksara Nusantara, maka digitalisasi aksara Nusantara dipandang perlu dilakukan untuk memperkaya literasi digital," kata Kukuh dalam acara Selebrasi Digitalisasi Aksara Nusantara di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Selasa (15/12/2021).
Ia mengatakan aksara daerah saat ini semakin terpinggirkan oleh aksara Latin yang lumrah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain jika menengok peluang atas masifnya penggunaan internet yang mencapai 70 persen dari total penduduk di Indonesia, hal tersebut menurut Kukuh dapat dijadikan modal utama utama penyusunan standar aksara nusantara agar memudahkan pengguna bahasa daerah sehingga meningkatkan literasi aksara daerah.
Senada dengan Kukuh, Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo Slamet Santoso mengatakan digitalisasi telah menjadi jembatan untuk menyaksikan konvergensi budaya yang dibawa oleh setiap pengguna.
“Dengan tingkat pengguna ruang digital yang semakin tinggi menjadi setiap pengguna ruang digital di Indonesia memiliki peranan dalam melestarikan budaya Nusantara,” kata Slamet.
Sebelumnya pada 30 November, BSN telah menetapkan dua Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait digitalisasi aksara Jawa, Sunda, dan Bali yang dirintis Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) bersama para pegiat aksara sejak 2020.
Kedua SNI tersebut antara lain SNI 9047 tahun 2021 untuk fon aksara nusantara dan SNI9048 tahun 2021 untuk tata letak papan tombol nusantara.
Kukuh mengatakan penetapan SNI tersebut bertujuan agar setiap karakter aksara Nusantara dapat digunakan pada infrastruktur perangkat dan aplikasi teknologi informasi komunikasi, menjadi acuan bagi perangkat lunak dalam menampilkan karakter aksara secara utuh dan benar, menjamin interoperabilitas, serta agar lebih mudah digunakan oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Pandi: Tiga Aksara Nusantara Siap Ditransformasikan ke Digital
“Dengan adanya dua SNI terkait aksara nusantara ini, kami mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga diharapkan literasi digital terhadap budaya lokal dapat ditingkatkan,” ujarnya.
Di sisi lain, Kukuh menyebutkan saat ini terdapat tujuh aksara Nusantara yang sudah masuk ke dalam standar internasional ISO 10646 atau Universal Coded Character Set (UCS).
Ia berharap akan lebih banyak lagi aksara nusantara yang masuk ke dalam standar ISO 10646 di tahun-tahun mendatang sehingga menjadi lebih mudah melakukan digitalisasi terhadap aksara-aksara tersebut.
“Kita juga sudah disindir keras oleh ICANN, lembaga pengelola internet dunia, bahwa kita menggunakan bahasa daerah secara lisan namun sehari-hari kita komunikasikan secara tertulis dalam aksara Latin. Aksara daerah hanya muncul di dekorasi, hanya muncul pada kepentingan pendidikan dan sejarah dan belum menggunakan secara umum untuk komunikasi,” kata Ketua Pandi Yudho Giri Sucahyo.
Menurut Yudho, momentum penetapan SNI tersebut juga akan membuka banyak pintu peluang penggunaan aksara Nusantara yang lain, di samping juga menunjukkan hadirnya negara terkait dengan digitalisasi aksara nusantara.
“Ini merupakan perjalanan panjang yang kita perlu jalani bersama-sama karena masih ada banyak aksara lain yang belum sempat didigitalisasikan,” tuturnya. [Antara]
Berita Terkait
-
Aksara Nusantara, Antara Digitalisasi dan Ancaman Kepunahan
-
Investigasi IBP: Nampan Program MBG Mengandung Minyak Babi
-
Sudah Miliki SNI, Menkop Teten: Jangan Ragu Minyak Makan Merah Layak Konsumsi
-
Aksara Kawi Masuk Unicode, Pandi Bersukacita
-
BSN Bakal Bikin Standarisasi Produk Minyak Makan Merah Agar Aman Dikonsumsi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
17 Kode Redeem FC Mobile Edisi 6 Desember 2025 dan Cara Klaimnya Biar Akun "GG"
-
25 Kode Redeem FF 6 Desember 2025, Berhadiah Arrival Animation Top Criminal
-
Huawei FreeBuds 7i Bawa 'Home Theater Mini' di Telinga dengan Audio 3D Imersif dan IP54
-
Maksimalkan 'Me Time' dengan Performa Buas, Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi Meluncur di Indonesia
-
Toshiba Pamerkan Kecanggihan Teknologi Jepang dalam Balutan Estetika Japandi
-
Indosat - Qualcomm Resmi Hadirkan Otomatisasi Jaringan Berbasis AI, Janjikan Era Baru Telekomunikasi
-
Cara Berlangganan Starlink Milik Elon Musk, Tak Perlu Pakai Pulsa!
-
5 Tablet RAM 16 GB untuk Produktivitas Kerja dan Multitasking, Solusi Pengganti Laptop
-
Heboh Internet Satelit Elon Musk, Apa Itu Starlink dan Benarkah Langganannya Butuh Pulsa?
-
58 Kode Redeem FF 6 Desember 2025: Sikat Evo Bundle DreamSpace dan Bocoran JJK