Suara.com - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian, mengatakan, informasi yang telah direkayasa sudah menjadi salah satu alat utama dalam peperangan.
“Peperangan sekarang ini tidak hanya menggunakan senjata secara fisik, tetapi juga menggunakan informasi yang telah direkayasa. Itu sudah merupakan alat utama dalam peperangan,” kata dia.
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi pengantar dalam seminar nasional bertajuk “Current Cybersecurity Trend and Future Challenges” yang disiarkan di kanal YouTube Badan Siber dan Sandi Negara, dipantau dari Jakarta, Senin.
Adapun beberapa teknik dalam menggunakan rekayasa informasi sebagai senjata dalam peperangan adalah dengan cara melakukan propaganda hitam, pembanjiran informasi, polarisasi, dan jenis teknik lainnya yang familier di Indonesia adalah melalui penyebaran hoaks.
Rekayasa informasi ini, tutur dia, merupakan serangan siber yang bersifat sosial, di mana target sasarannya adalah manusia. Serangan ini bertujuan untuk memengaruhi cara pikir, sistem kepercayaan, serta sikap dan tindak dari manusia yang berinteraksi di ruang siber.
“Kalau hoaks ini dirancang sedemikian rupa untuk menanamkan kebencian kepada masyarakat, menanamkan kebencian antara kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lain, ini akan sangat berbahaya terutama bagi Indonesia,” kata dia.
Ia mengambil contoh mengenai peperangan yang terjadi di Suriah. Ia mengatakan, Suriah adalah negara yang menjadi korban dari perang informasi. Perang yang terjadi di sana didahului oleh penanaman kebencian di tengah masyarakat.
“Masyarakatnya diadu dengan pemerintahnya, melahirkan kebencian, dan itu semua melalui perang informasi di ruang siber,” ucap Siburian.
Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa serangan siber yang bersifat sosial sangat berbahaya bagi Indonesia, terlebih dengan keragaman yang telah menjadi identitas dari bangsa ini.
Baca Juga: Akui Aplikasi Pedulilindungi Tak Mulus, BSSN Ungkap Sejumlah Gangguan
“Ditanamkan informasi untuk membenci satu sama lain, kemudian di antara masyarakat selalu mencari-cari kesalahan atau kekurangan pemerintah dengan tujuan tertentu. Itu sangat berbahaya,” tuturnya.
“Bukan berarti kita tidak menerima koreksi. Kalau ini sudah dirancang sedemikian rupa, ini menjadi tugas kita semua untuk menjaga bangsa Indonesia,” kata dia.
Berita Terkait
-
Lonjakan Penipuan Digital Jadi Alarm, Standar Keamanan Siber Fintech Diperketat
-
BSSN Sebut RUU KKS Masuk Tahap Harmonisasi, Target Selesai Tahun Ini
-
BSSN Bocorkan Isi RUU KKS, Klaim untuk Lindungi Rakyat di Ruang Siber
-
Sepak Terjang Nugroho Sulistyo Budi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara yang Baru
-
Sudah Teken Pakta Integritas dan Hadir di Istana, Pratama Dahlian Batal Dilantik Jadi Wakil Kepala BSSN, Ada Apa?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Indosat Naikkan Kapasitas Jaringan 20%, Antisipasi Lonjakan Internet Akhir Tahun
-
26 Kode Redeem FC Mobile 20 Desember 2025: Trik Refresh Gratis Dapat Pemain OVR 115 Tanpa Top Up
-
50 Kode Redeem FF 20 Desember 2025: Klaim Bundle Akhir Tahun dan Bocoran Mystery Shop
-
Imbas Krisis RAM, Berapa Harga iPhone 2026? Bakal Meroket, Ini Prediksinya
-
Mendagri Tito Viral Usai Komentari Bantuan Malaysia, Publik Negeri Jiran Kecewa
-
Panduan Mudah: Cara Memblokir dan Membuka Blokir Situs Internet di Firefox
-
Ponsel Murah Terancam Punah Tahun 2026, Apa itu Krisis RAM?
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang