Suara.com - Penelitian terbaru Kaspersky mengungkap, perusahaan di Asia Tenggara (SEA) berada dalam radar para pelaku kejahatan siber.
Sebanyak 67 persen mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi korban serangan tersebut.
Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, menyurvei 900 responden di seluruh Amerika Utara,
Amerika Selatan, Afrika, Rusia, Eropa, dan Asia-Pasifik, 100 di antaranya berasal dari Asia Tenggara.
Dilakukan pada April 2022, penelitian berjudul “How business executives perceive ransomware threat”
mengumpulkan jawaban dari mereka yang berada di manajemen senior non-IT (seperti tingkat CEO,
VP, dan Direktur) dan pemilik bisnis atau mitra di perusahaan dengan 50-1000 karyawan .
Setengah dari mereka (34 persen) yang telah mengakui datanya dienkripsi secara destruktif oleh para pelaku kejahatan siber mengalami serangan ransomware tidak hanya sekali tetapi beberapa kali
Responden yang tersisa (33 persen) mengatakan bahwa mereka pernah mengalami kejadian seperti itu hanya satu kali.
Kejadian paling umum di antara korban ransomware di wilayah tersebut adalah bahwa hampir semua
membayar uang tebusan (82,1 persen).
Faktanya, 47,8 persen eksekutif yang disurvei mengaku bahwa mereka membayar tebusan sesegera mungkin, untuk dapat memperoleh kembali akses ke data bisnis, dua digit lebih tinggi dari rata-rata global 38,1 persen.
Hampir seperempat (23,9 persen) mencoba untuk mendapatkan kembali data mereka melalui back-up atau dekripsi, tetapi gagal dan akhirnya membayar uang tebusan dalam waktu dua hari.
Baca Juga: Perangi Kejahatan Siber di Indonesia, BSSN Gandeng Microsoft
Sementara 10,4 persen membutuhkan waktu seminggu sebelum membayar.
Ketika korban ransomware ditanya tentang langkah-langkah yang akan mereka lakukan jika mereka menghadapi kejadian yang sama, mayoritas (77 persen) pemimpin bisnis di Asia Tenggara menegaskan bahwa mereka akan tetap membayar uang tebusan.
Ini menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan bagi perusahaan yang telah menjadi korban ransomware untuk membayar, karena dapat mendorong para pelaku kejahatan siber tersebut untuk melanjutkan serangan mereka.
Menurut General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, sangat memprihatinkan melihat bahwa hanya 17,9 persen bisnis di Asia Tenggara yang menjadi korban ransomware, tidak mengikuti tuntutan penjahat dunia maya.
"Kami berdiri teguh bahwa membayar uang tebusan tidak boleh menjadi reaksi spontan bagi perusahaan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (16/8/2022).
Namun, dia menambahkan, dengan lebih dari setengah (67 persen) yang disurvei mengakui bahwa organisasi mereka tidak akan bertahan tanpa data bisnis apabila diserang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Tablet dengan SIM Card untuk Hadiah Natal Anak
-
5 HP Snapdragon RAM 8 GB untuk Multitasking Lancar Harga Rp2 Jutaan
-
5 HP RAM 12 GB di Bawah 2 Juta Terbaik 2025; Waspada Harga Naik, RAM Langka
-
55 Kode Redeem FF Terbaru 21 Desember 2025, Ada Skin Winterland dan Diamond Gratis dari ShopeePay
-
29 Kode Redeem FC Mobile Aktif 21 Desember 2025, Klaim Stam 115 dan Rank Up Gratis
-
7 HP Murah RAM 8 GB untuk Hadiah Natal Anak, Mulai Rp1 Jutaan
-
28 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain Bintang
-
32 Kode Redeem FF Aktif 20 Desember 2025, Dapatkan Skin Evo Gun Green Flame Draco
-
Registrasi Kartu SIM Gunakan Biometrik, Pakar Ungkap Risiko Bocor yang Dampaknya Seumur Hidup
-
Rencana Registrasi SIM Pakai Data Biometrik Sembunyikan 3 Risiko Serius