Suara.com - China telah menghapus lebih dari 1.000 akun media sosial yang mengkritik kebijakan Covid-19 pemerintah.
Platform media sosial Weibo mengatakan, telah menangguhkan atau melarang akun untuk apa yang digambarkannya sebagai serangan pribadi terhadap spesialis Covid China.
Dilansir laman BBC, Minggu (8/1/2023), Weibo tidak merinci postingan mana yang memicu tindakan tersebut.
China membatalkan kebijakan nol-Covid yang ketat pada Desember dan telah mengalami lonjakan infeksi dan kematian yang cepat.
Kritik online hingga saat ini sebagian besar terfokus pada penegakan ketat peraturan Covid, termasuk lockdown yang mengharuskan orang tinggal di rumah dalam isolasi selama berminggu-minggu.
Tetapi postingan baru-baru ini membidik para ahli yang membela keputusan mendadak untuk mencabut pembatasan, meskipun mendukungnya beberapa minggu yang lalu.
Weibo mengatakan telah menemukan hampir 13.000 pelanggaran, termasuk serangan terhadap para ahli, akademisi, dan pekerja medis. Larangan sementara atau permanen telah diserahkan ke 1.120 akun.
"Tidak dapat diterima untuk menghina orang yang memiliki sudut pandang berbeda, atau mempublikasikan serangan pribadi dan pandangan yang memicu konflik," kata Weibo dalam sebuah pernyataan.
Segala jenis tindakan yang merusak komunitas [Weibo] akan ditangani dengan serius."
Baca Juga: Bikin Ketar-ketir, NCT Dream Tampil Pacar-able di Koleksi Terbaru PENSHOPPE
Sejak China mengabaikan bagian-bagian penting dari nol-Covid menyusul protes bersejarah terhadap kebijakan tersebut, ada laporan rumah sakit dan krematorium kewalahan.
Tetapi China telah berhenti menerbitkan data kasus harian dan hanya mengumumkan 22 kematian akibat Covid sejak Desember, dengan menggunakan kriteria ketatnya sendiri.
Pada Sabtu (7/1/2023), China menandai hari pertama dari periode 40 hari Tahun Baru Imlek, yang dikenal sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.
Kementerian Perhubungan memperkirakan lebih dari dua miliar penumpang akan melakukan perjalanan selama 40 hari ke depan.
Jumlah ini meningkat 99,5 persen year-on-year dan mencapai 70 persen jumlah perjalanan pada 2019.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran luas bahwa festival tersebut dapat melihat gelombang infeksi lain, terutama di daerah pedesaan yang kurang dilengkapi dengan tempat tidur ICU dan ventilator.
Berita Terkait
-
4 Alasan Tidak Boleh Asal Ikut Menghujat di Media Sosial, Ada Jejak Digital
-
Cuitan Ridwan Kamil Soal Dinamika Kritik Jadi Sorotan, Yuk Ingat Lagi Etika Berinteraksi di Media Sosial
-
8 Lagu Ciptaan Aldi Taher, Terbaru Lagu Ditikung Mertua yang Konsep Video Klipnya Tuai Pujian
-
4 Hal yang Wajib Kamu Hindari Saat sedang Marah
-
Liu Yuning Minta Penggemar Hapus Hate Comment untuk Zhang Yifan, Ada Apa?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Film Horor Ternyata Bisa Jadi Terapi untuk Mengatasi Kecemasan
-
Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
-
5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
-
The Simpsons Bakal Hadir di Fortnite, Ini Bocoran Event-nya
-
Update HyperOS 3 Global Dimulai, Xiaomi 15T Series Dapat Giliran Pertama
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
5 Cara Mengembalikan Foto Lama yang Terhapus di HP Android
-
HP Flagship 'Murah' yang Laris, iQOO 15 Punya Kekurangan di Sektor Optik
-
Cara Convert Pulsa ke DANA dengan Mudah, Praktis untuk Belanja
-
Video Viral Dalam Gerbong Detik-Detik KA Purwojaya Anjlok, Netizen Ikut Tegang