Suara.com - Ensign InfoSecurity (“Ensign”), penyedia solusi keamanan siber komprehensif terbesar di Asia, mengidentifikasi Teknologi, Media, dan Telekomunikasi (TMT) sebagai industri paling banyak menjadi sasaran serangan siber pada 2023.
Dibanding tahun 2022, Ensign mengamati adanya pergeseran di antara tiga industri yang paling banyak dijadikan sasaran.
Tambahan sektor TMT yang muncul sebagai target baru.
Baca Juga: Survei: Sepertiga Insiden Serangan Siber Disebabkan Ransomware
TMT menjadi sasaran empuk dikarenakan beberapa alasan
- Perusahaan TMT terintegrasi dengan aktivitas bisnis digital yang terkait dengan akses dan keterhubungan dengan pengelolaan data sensitif;
- Perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi menjadi penggerak aktivitas IPO dan ekonomi,
- Investasi teknologi membanjiri Indonesia, serta menjadi daya tarik pelaku ancaman yang bermaksud mencari kegiatan yang akan menguntungkan mereka secara finansial, mendorong mereka melakukan pencurian data dan spionase.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa tebusan adalah tujuan utama (42 persen) dari semua serangan siber masuk dalam pengamatan di Indonesia.
Para penyerang berusaha untuk memeras uang dari korban organisasi setelah serangan.
Hal ini mencerminkan semakin tingginya ancaman ransomware secara global bagi sektor korporat.
Disertai analisis yang mendalam, laporan ini mengeksplorasi bagaimana para penyerang ini beroperasi dan bagaimana mereka menggunakan “pemerasan ganda” atau pemerasan berlapis sebagai taktik baru.
Baca Juga: Malware Bersembunyi di Tautan GitHub dan GitLab Resmi
Selain uang tebusan, laporan tersebut juga menyoroti penjualan kredensial dan akses awal curian (38 persen) dan penjualan data yang dicuri (8 persen) di pasar web gelap.
Mengingat bahwa Indonesia adalah ketua KTT ASEAN ke-43 pada 2023, pengamatan ini menunjukkan bahwa sindikat pelaku ancaman yang secara unik menargetkan entitas pemerintah dan lembaga penelitian, mungkin mengumpulkan informasi yang bernilai politis dan melakukan operasi spionase siber.
Baca Juga: Survei: Lebih dari Dua Insiden Siber Kritis Terjadi per Hari di Tahun 2023
Kegiatan hacktivist (aktivis peretas) yang terus berlanjut juga terjadi di Indonesia, dengan Bjorka yang paling menonjol.
Tidak seperti kelompok pelaku ancaman lain yang didorong oleh motif ideologis atau politik, Bjorka tampaknya berfokus untuk mempermalukan pemerintah Indonesia dengan mengekspos praktik keamanan siber dan data yang lemah.
Pada 2023, Bjorka mengklaim telah menyerang BPJS Ketenagakerjaan dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, serta mengaku telah berhasil menjual data yang mereka curi.
Kabar baiknya, Ensign telah mengamati adanya peningkatan kesadaran akan potensi ancaman siber di enam kawasan Asia Pasifik pada tahun 2023.
Rata-rata “dwell time”, yang mengukur berapa lama penyerang berada di dalam jaringan korban mereka sebelum ditemukan, menurun tajam di seluruh industri (waktu tunggu maksimum turun dari 1095 hari menjadi 49 hari).
Hal ini menunjukkan bahwa para target yang disasar menjadi lebih baik dalam pendeteksian, bahkan untuk kasus penyerang siber yang tersembunyi.
Terakhir, laporan ini juga mencakup paparan tentang bagaimana hacktivisme (serangan siber yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mendukung tujuan atau ideologi) telah menjadi ancaman serius dan mengkhawatirkan bagi organisasi di wilayah tersebut.
“Di tengah ekonomi digital yang sedang berkembang, para pelaku ancaman mengeksploitasi keterhubungan infrastruktur digital, yang mengakibatkan peningkatan serangan siber di berbagai sektor di Indonesia,” ujar Adithya Nugraputra, Head of Consulting, Ensign InfoSecurity Indonesia.
Berita Terkait
-
5 Tips Menjaga Keamanan dari Serangan Siber di 2024
-
Teknologi Semakin Canggih, Waspada Ancaman Siber yang Tidak Terdeteksi Dewasa Ini
-
Indosat Ooredoo Hutchison dan Cisco Gelar Pelatihan Cybersecurity
-
Proyeksi Ancaman Serangan Siber 2024: Eksploitasi Baru Perangkat Selular, Wearable, dan Pintar
-
Peneliti: Serangan Siber Gamer Tahun 2023 Meningkat, Minecraft Jadi Sasaran Empuk
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Sonic Racing CrossWorlds: Sinopsis, Harga, serta Spek Minimum untuk Main Game
-
Silent Hill F: Sinopsis, Harga, dan Spesifikasi Minimum PC untuk Main Game
-
Kenalan dengan Eman Llanda Sangco, Gold Laner Berbakat Asal Filipina
-
20 Kode Redeem FF Hari Ini 1 Oktober 2025, Gaet Budle Firefall Eksklusif Langsung
-
11 Kode Redeem FC Mobile 1 Oktober 2025 Bikin Hoki, Sikat Icon Hernandez Gratis
-
Gempa Filipina dan Sumenep Saling Berhubungan? Cek Faktanya
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
10 Aplikasi untuk Menghapus Objek Foto yang Mengganggu di Latar Belakang
-
Mesin Pencari Itu Gimana Sih? Panduan Simpel untuk Pemula
-
10 Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Melayang di Kegelapan yang Viral