Suara.com - BlackBerry, yang pernah menjadi perusahaan bernilai USD 85 miliar, kini menjadi sejarah setelah hampir bangkrut akibat keputusan yang disebut sebagai kesalahan "sombong".
Bagi generasi yang tumbuh di awal 2000-an, nama BlackBerry pasti lekat di ingatan, terutama fitur andalannya, BlackBerry Messenger (BBM).
Ping khas BBM sering kali terdengar di jam sekolah, membuat para guru frustrasi. Saat itu, BBM adalah cara paling populer untuk berkomunikasi, karena hampir semua orang memiliki ponsel BlackBerry.
Namun, dominasi BlackBerry mulai runtuh ketika Apple dan Android merilis perangkat canggih mereka.
Pionir Ponsel Pintar
Melansir dari UNILAD, BlackBerry adalah pelopor dalam dunia ponsel pintar. Saat ini, mengirim email dari ponsel sudah menjadi hal biasa, tetapi inovasi itu dimulai oleh BlackBerry.
Menurut Jonathan Margolis, seorang penulis teknologi yang diwawancarai oleh The Guardian, ponsel BlackBerry benar-benar revolusioner.
"Saya pertama kali melihat BlackBerry di New York. Orang-orang mengatakan mereka bisa mengirim email dengan ponsel, dan saya pikir itu hanya SMS biasa. Tapi seorang teman mengirimkan email dari ponselnya, dan saya harus membuka email itu di komputer rumah saya. Itu luar biasa," kenangnya dikutip pada Rabu (18/12/2024).
BlackBerry memungkinkan pengguna tetap terhubung tanpa harus berada di depan komputer. Di era 2000-an, ini adalah simbol keunggulan teknologi dan gaya hidup modern.
Baca Juga: DPR Desak Pertamina Bubar Jika BBM Mahal & Tak Berkualitas, Serahkan ke Petronas
Pada puncaknya di September 2011, BlackBerry memiliki 85 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Namun, kejayaan itu tidak bertahan lama.
Jatuhnya BlackBerry
Pada Maret 2016, jumlah pengguna BlackBerry turun drastis menjadi hanya 23 juta. Sementara itu, iPhone, Samsung, dan ponsel berbasis Google semakin merajai pasar.
Margolis menyebut keberhasilan BlackBerry yang begitu cepat membuat perusahaan menjadi "sombong".
"Mereka pernah berpikir mengetik di layar sentuh tidak akan berhasil. Namun, hanya dalam waktu setahun, metode mengetik di keyboard fisik BlackBerry terasa kuno," jelasnya.
Kejatuhan BlackBerry kian nyata ketika mereka berhenti memproduksi ponsel baru pada 2016. Pada Januari 2022, sisa pengguna setia BlackBerry terputus sepenuhnya setelah perusahaan mematikan server mereka secara permanen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Tripod Kokoh untuk Bikin Konten, Murah tapi Berkualitas Bebas Getaran
-
5 Rekomendasi Tablet Murah Terbaik 2025 RAM 8GB Cocok untuk Kerja, Kuliah dan Buat Konten
-
56 Kode Redeem FF 13 Desember 2025: Klaim Skin Winterland dan Update Lelang Sultan Global
-
Xiaomi Diduga Kuat Membatalkan Peluncuran Poco X8 dan Poco F8 Reguler, Kok Bisa?
-
20 Kode Redeem FC Mobile 13 Desember 2025: Bocoran Komentator Indonesia Valentino Jebret di Game
-
Monitor Gaming WOLED 27 Inci Terbaru: Desain Nyaris Tanpa Bezel dan 280Hz
-
Oppo Sulap Flagship Store Ini Jadi "Third Living Space" Futuristik Lengkap dengan Robot AI!
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
5 Subwoofer Neumann KH Terbaru Hadir dengan Teknologi DSP dan Dukungan AoIP Modern
-
Spin-off InfraNexia Resmi Disetujui, Telkom Percepat Transformasi Infrastruktur Digital Nasional