Suara.com - Fortinet , salah satu perusahaan keamanan siber yang mendorong konvergensi antara jaringan dan keamanan, mengumumkan inovasi signifikan dalam FortiAI.
Inovasi ini tertanam di seluruh platform Fortinet Security Fabric untuk meningkatkan perlindungan terhadap ancaman baru dan yang terus berkembang.
Kemudian, menyederhanakan serta mengotomatiskan operasi keamanan dan jaringan, serta mengamankan penggunaan layanan berbasis AI oleh karyawan.
“Keunggulan AI Fortinet berasal dari luas dan dalamnya ekosistem AI kami, yang dibentuk oleh lebih dari satu dekade inovasi AI dan diperkuat oleh jumlah paten yang lebih banyak dibandingkan penyedia keamanan siber lainnya,” ujar Michael Xie, Pendiri, Presiden, dan Chief Technology Officer di Fortinet.
Dengan menambahkan FortiAI ke seluruh platform Fortinet Security Fabric, menurutnya, termasuk kapabilitas agentic AI yang baru.
"Kami memberdayakan pelanggan untuk mengurangi beban kerja analis keamanan dan jaringan mereka, sekaligus meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan akurasi dalam operasi keamanan dan jaringan," jelas dia, dalam keterangan resminya, Sabtu (19/4/2025).
Secara paralel, pihaknya juga menambahkan cakupan di seluruh ekosistem Fabric untuk memungkinkan pelanggan memantau dan mengendalikan penggunaan layanan berbasis GenAI di dalam organisasi mereka.
Perusahaan harus memanfaatkan solusi keamanan yang menggunakan AI untuk melawan ancaman yang semakin canggih.
Terutama yang memanfaatkan AI untuk melewati pertahanan, mengotomatisasi serangan, dan mengeksploitasi kerentanan.
Baca Juga: Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia untuk Teknologi AI dan Cloud
Pada saat yang sama, organisasi juga harus mengamankan sistem AI mereka sendiri dari kontaminasi data (data poisoning), manipulasi adversarial, dan akses tidak sah.
Tanpa perlindungan yang kuat, AI dapat menjadi sasaran sekaligus senjata bagi pelaku kejahatan siber.
Fortinet siap membantu, dengan lebih dari 500 paten AI yang telah diberikan maupun dalam proses.
Kemudian, lebih dari 15 tahun inovasi teknologi AI, yang menghadirkan keamanan berbasis AI untuk menghentikan ancaman tingkat lanjut sekaligus memastikan sistem AI tetap terlindungi dan tepercaya.
FortiAI kini telah diperluas untuk mencakup seluruh pendekatan berbasis AI Fortinet di seluruh operasi keamanan dan jaringan, melindungi lingkungan, serta mengamankan model AI dan LLM.
Terintegrasi ke dalam platform Fortinet Security Fabric, solusi ini menghadirkan kapabilitas cerdas dan otonom untuk menghentikan ancaman tingkat lanjut, menyederhanakan operasi, dan mendukung adopsi AI yang aman.
FortiAI-Assist menggabungkan GenAI, agentic AI, dan AIOps guna menyederhanakan dan mentransformasi operasi keamanan serta jaringan melalui otomatisasi dan analitik cerdas. Kemampuan baru tersebut mencakup:
1. Aplikasi Agentic AI untuk Operasi Jaringan
Manajemen jaringan secara otonom yang dimulai melalui asisten GenAI memungkinkan pembuatan konfigurasi jaringan dan pembaruan kebijakan keamanan, validasi dan koreksi konfigurasi yang ada, serta penanganan dan pemulihan masalah jaringan tanpa intervensi manusia.
Optimasi dan troubleshooting jaringan secara otomatis menggunakan GenAI dan AIOps meningkatkan operasi jaringan untuk jaringan kabel, nirkabel, dan SD-WAN, serta secara proaktif mengidentifikasi dan menawarkan solusi terhadap masalah sebelum berdampak pada pengguna.
2. Aplikasi Agentic AI untuk Operasi Keamanan
Penyaringan peringatan secara otomatis memprioritaskan notifikasi berdasarkan risiko, konteks, dan pola historis, menekan peringatan ganda, dan hanya menandai ancaman dengan tingkat keyakinan tinggi di dalam sistem atau langsung kepada analis ancaman, tergantung pada pilihan organisasi.
Threat hunting adaptif memindai log, lalu lintas jaringan, dan perilaku pengguna untuk mencari ancaman tanpa menunggu input manusia.
Penelusuran akar penyebab menggunakan penalaran berbasis AI untuk mengidentifikasi asal, metode, dan dampak dari serangan.
Peningkatan intelijen ancaman memperkuat intelijen keamanan dengan mengkorelasikan pola serangan dan mengaitkan taktik lawan, guna meningkatkan pertahanan proaktif.
FortiAI-Protect meningkatkan keamanan dengan deteksi ancaman berbasis AI, memungkinkan identifikasi terhadap ancaman tingkat lanjut dan yang belum dikenal.
Solusi ini juga menyediakan penilaian risiko kontekstual untuk memperkuat keamanan dan menerapkan kontrol akses terhadap aplikasi GenAI pihak ketiga.
Peningkatan ini semakin memperkuat nilai dari FortiGuard AI-Powered Security Services bagi pelanggan baru maupun yang sudah ada. Kapabilitas baru mencakup:
Mendeteksi penggunaan aplikasi AI pada lebih dari 6,500 URL AI, termasuk aplikasi GenAI.
Tim keamanan juga memperoleh konteks tambahan terkait kasus penggunaan, model yang digunakan untuk pelatihan, dan lokasi penyimpanan data.
Mengendalikan akses dan konten ke GenAI menggunakan prinsip Zero Trust sehingga memungkinkan tim keamanan memblokir penggunaan shadow AI atau aplikasi AI yang berisiko tinggi.
Visibilitas terhadap daftar aplikasi AI dan konteks tambahan seperti geolokasi serta model pelatihan juga memungkinkan administrator menetapkan kebijakan penggunaan AI di seluruh organisasi.
Memperkuat analisis ancaman dan perlindungan terhadap malware dengan memperluas teknologi machine learning dan analisis data skala besar untuk mendeteksi serta menetralkan ancaman malware baru.
Penyempurnaan berkelanjutan atas korelasi kontekstual dengan indikator ancaman yang telah dikenal semakin mengurangi positif palsu, memastikan identifikasi ancaman yang presisi tanpa mengorbankan efisiensi operasional.
Meningkatkan perlindungan terhadap serangan canggih dengan terus melatih model machine learning pada sistem pencegahan intrusi (IPS; intrusion prevention system) agar dapat beradaptasi dan mendeteksi teknik serangan terbaru.
FortiAI menggunakan pendekatan perlindungan data berlapis untuk menerapkan kontrol privasi yang ketat, mencegah data yang dibagikan dengan asisten Fortinet GenAI digunakan untuk melatih LLM.
Permintaan juga diproses secara lokal, memastikan data tidak pernah meninggalkan jaringan, sementara informasi sensitif diblokir atau disamarkan sebelum mencapai model bahasa.
Berita Terkait
-
Riset Lazada: Baru 42 Persen Orang Indonesia Pakai AI untuk Jualan Online
-
Grab Luncurkan Sederet Inovasi dan Fitur Berteknologi AI
-
Prabowo Ungkap Efek AI ke Lapangan Kerja, Singgung Penjaga Tol Digantikan Robot
-
Ketika Wajahmu Bisa Dilacak Lewat Satu Foto: Ancaman Privasi di Balik Kecanggihan AI
-
Cara Menonaktifkan Fitur AI di HP Android, Lebih Ringan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Bos Xiaomi Blak-blakan Ungkap Kenapa Harga HP Makin Mahal
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober 2025, Klaim Ribuan Gems dan Pemain OVR 110113 Sekarang
-
OpenAI Kenalkan Browser Pesaing Google, Namanya ChatGPT Atlas
-
Xiaomi 17 Air Segera Hadir, HP Tipis Pesaing iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge
-
Apple Disebut Batal Rilis iPhone 19 di 2027, Ada Apa?
-
Oppo Reno 15 Diprediksi Usung Dimensity 8450 dan Sensor Samsung 200 MP
-
Untuk Pertama Kalinya, Seri Game Halo Siap Menuju PS5
-
Skor AnTuTu iQOO Z10R: HP Murah dengan Dimensity 7360 dan RAM 12 GB
-
Video Viral Mobil MBG Angkut Genteng, Klarifikasi Kepala Sekolah Jadi Sorotan
-
4 Perangkat Xiaomi Bakal Dapat Update OS 5 Kali, Ada Tablet dan HP Midrange