- Kabel bawah laut Bifrost resmi mendarat di Manado, memperkuat infrastruktur digital Indonesia dan konektivitas global Asia–Pasifik.
- Bifrost meningkatkan kapasitas internet beberapa kali lipat, mendukung cloud, pusat data, e-commerce, dan ekonomi digital nasional.
- Sebagai jalur langsung Asia–Amerika, Bifrost memperkuat ketahanan jaringan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia.
Suara.com - Kabel bawah laut Bifrost resmi mendarat di Manado, Sulawesi Utara, pada Februari 2025. Proyek internasional ini digarap oleh PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) bersama Meta dan Keppel, dengan titik pendaratan lain di Jakarta, Davao (Filipina), dan Guam.
Kabel sepanjang lebih dari 20.000 kilometer yang menghubungkan Singapura langsung ke Pantai Barat Amerika Utara ini diharapkan memperkuat konektivitas global, mempercepat internet, serta mendukung transformasi ekonomi digital Indonesia.
Proyek Strategis untuk Indonesia
Pendaratan Bifrost di Manado menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkuat infrastruktur digital nasional.
Kabel bawah laut ini diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas internet hingga beberapa kali lipat, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai gerbang digital Asia-Pasifik.
Dengan kehadiran Bifrost, diharapkan konektivitas internet di seluruh negeri akan semakin cepat dan handal, mendukung berbagai sektor ekonomi.
Direktur Utama Telin, Budi Satria Dharma Purba, menegaskan, “Pendaratan Bifrost di Manado merupakan bukti komitmen Telin menjadikan Indonesia sebagai digital hub regional. Infrastruktur ini akan membuka peluang besar, terutama bagi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan timur Indonesia.”
Pernyataan ini mencerminkan keyakinan bahwa proyek ini tidak hanya akan meningkatkan infrastruktur teknologi, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dan bisnis di Indonesia.
Bifrost diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas internet Indonesia hingga beberapa kali lipat.
Baca Juga: Komdigi Umumkan Pemenang Lelang Frekuensi 1.4 GHz Bulan Depan
Kehadirannya juga memperkuat posisi Indonesia sebagai gerbang digital Asia-Pasifik, sekaligus meningkatkan keandalan jaringan internet nasional yang dibutuhkan untuk mendukung sektor teknologi, pendidikan, dan e-commerce.
Manfaat Ekonomi dan Sosial
Bifrost bukan sekadar proyek telekomunikasi, melainkan fondasi baru bagi pertumbuhan sosial-ekonomi. Infrastruktur ini akan menopang penyedia layanan cloud, pusat data, hingga e-commerce yang terus berkembang pesat.
Dengan kapasitas yang lebih besar, Bifrost diharapkan dapat memenuhi permintaan yang meningkat dari berbagai sektor industri yang bergantung pada konektivitas yang handal.
Perwakilan Meta Asia-Pacific menambahkan, “Dengan meningkatnya kebutuhan bandwidth, Bifrost hadir untuk memastikan masyarakat Asia Tenggara menikmati layanan internet yang cepat, stabil, dan terjangkau.”
Pernyataan ini menegaskan pentingnya proyek ini dalam mendukung perkembangan teknologi dan inovasi di kawasan, serta memberikan akses yang lebih baik bagi konsumen.
Dengan keberadaan Bifrost, tidak hanya pengguna individu yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga bisnis lokal yang dapat memanfaatkan konektivitas yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing Indonesia di panggung global.
Jembatan Digital Asia–Amerika
Sebagai kabel bawah laut pertama yang langsung menghubungkan Asia Tenggara dengan Amerika Utara, Bifrost menciptakan jalur alternatif yang lebih efisien untuk transfer data.
Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada jalur konvensional di Samudra Pasifik bagian utara serta memperkuat ketahanan jaringan internet Indonesia.
Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan jaringan internet Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan internet bagi pengguna di seluruh wilayah. Dengan konektivitas yang lebih baik, diharapkan masyarakat dan bisnis dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih optimal.
Dengan konektivitas yang lebih baik, Indonesia kini selangkah lebih dekat menuju ekonomi digital yang inklusif, kompetitif, dan terhubung secara global.
Proyek ini bukan hanya menghubungkan dua benua, tetapi juga membawa peluang besar bagi masyarakat, khususnya di kawasan timur Indonesia
Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
12 Kode Redeem FC Mobile 18 September 2025 yang Masih Aktif, Striker Jangkung Crouch Siap Klaim
-
33 Kode Redeem FF Terbaru 18 September 2025, Ada SG2 Hand of Hope dan Gloo Wall Permanen
-
Samsung Galaxy Buds 3 FE Hadir ke Indonesia, TWS Premium Harga Lebih Murah
-
Huawei Pura 80 Masuk Indonesia Bulan Depan, Versi Murah dari Pro dan Ultra
-
Pascamerger, Smartfren Terus Ekspansi Jaringan dan Targetkan Pelanggan Baru
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 17 September 2025, Klaim MP40 Evo hingga Skin AWM Gratis
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 September 2025, Ada Beckham OVR 104!
-
Siapa Rizky Irmansyah? Ia Turun Tangan di Kasus Viral Wali Kota Prabumulih
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp1 Jutaan dengan Baterai Awet dan Kapasitas RAM Besar, Mana Pilihanmu?
-
Xiaomi Pad 8 Diprediksi Debut Bersama Xiaomi 17, Pakai Chip Snapdragon