Tekno / Sains
Jum'at, 24 Oktober 2025 | 12:15 WIB
Uji statis mesin roket Zhuque-3 (LandSpace)

Suara.com - China kembali mencetak tonggak penting dalam ambisi luar angkasanya. Perusahaan roket swasta LandSpace berhasil melakukan uji statis mesin roket Zhuque-3, yang digadang-gadang akan menjadi roket reusable (dapat digunakan ulang) pertama milik negeri tirai bambu. Uji ini menandai langkah besar China untuk menyaingi dominasi SpaceX milik Elon Musk di industri antariksa global.

Menurut laporan Space News (21/10/2025), uji statis ini dilakukan pada 20 Oktober 2025 di Dongfeng Commercial Space Innovation Zone, barat laut China. Dalam pengujian ini, roket setinggi 66 meter itu ditempatkan di landasan dan mesinnya dinyalakan tanpa lepas landas — sebuah prosedur standar sebelum peluncuran sesungguhnya.

LandSpace mengonfirmasi bahwa tes berjalan lancar dan kini mereka bersiap memasuki tahap berikutnya, yaitu integrasi vertikal dan pemeriksaan teknis akhir sebelum peluncuran orbit perdana Zhuque-3 yang dijadwalkan akhir tahun ini.

Laporan Interesting Engineering (22/10/2025) menyebut bahwa Roket Zhuque-3 dirancang untuk mengangkut beban hingga 18,300 kilogram ke orbit rendah Bumi (LEO) jika tahap pertama berhasil digunakan kembali, atau hingga 21,000 kilogram jika tahap pertama tidak didaur ulang.

Kapasitas ini hampir setara dengan Falcon 9, roket andalan SpaceX yang mampu membawa sekitar 22,800 kilogram ke orbit serupa.

Seperti Falcon 9, Zhuque-3 merupakan roket dua tahap dengan tahap pertama yang bisa kembali ke Bumi dan digunakan ulang. Tahap bawahnya ditenagai oleh sembilan mesin Tianque-12A, yang menggunakan metana dan oksigen cair sebagai bahan bakar — teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibanding bahan bakar roket konvensional.

LandSpace berharap teknologi ini akan membuat peluncuran satelit dan misi kargo menjadi lebih murah dan berkelanjutan, mengikuti jejak keberhasilan SpaceX dalam mendaur ulang roketnya.

Dalam pernyataan resminya, LandSpace menyebut bahwa uji statis ini adalah bagian dari “tahap pertama kampanye peluncuran perdana Zhuque-3.” Selain pengujian mesin, mereka juga telah menyelesaikan uji pengisian bahan bakar penuh pada sistem propelan.

Langkah selanjutnya adalah rehearsal integrasi vertikal, di mana roket akan disiapkan dalam posisi tegak seperti saat peluncuran sebenarnya. Setelah itu, seluruh komponen akan diperiksa ulang sebelum roket dikirim ke lokasi peluncuran di Pusat Satelit Jiuquan, barat laut China.

Baca Juga: Menuju Bulan 2030, China Gaspol Uji Roket dan Pesawat Antariksa

Jika semua berjalan sesuai rencana, peluncuran pertama Zhuque-3 juga akan mengangkut prototipe pesawat kargo Haolong, yang dirancang untuk mengirim pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong milik China.

Misi ini juga disebut-sebut akan menjadi uji pendaratan pertama roket orbital China, sepuluh tahun setelah SpaceX berhasil melakukan hal serupa pada 2015.

LandSpace, yang berbasis di Beijing, merupakan salah satu dari sedikit perusahaan swasta China yang mendapat dukungan besar dari pemerintah dalam program eksplorasi luar angkasa.

Perusahaan ini sebelumnya telah sukses menerbangkan Zhuque-2, roket berbahan bakar metana pertama yang berhasil mencapai orbit pada 2023 — meski sempat mengalami kegagalan pada percobaan awalnya di 2022 dan 2024.

Zhuque-3 menjadi kelanjutan dari proyek ambisius China untuk menguasai teknologi roket reusable. Dalam uji terbang September 2024, versi eksperimental roket ini berhasil lepas landas dan mendarat kembali di ketinggian 10 kilometer, membuktikan kemampuannya untuk digunakan ulang.

China telah menargetkan diri menjadi salah satu dari tiga kekuatan luar angkasa terbesar dunia pada 2030. Dalam dua tahun terakhir saja, mereka sudah meluncurkan misi Tianwen-2 untuk meneliti asteroid dan mengirim tiga astronot ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong untuk misi selama enam bulan.

Load More