Tekno / Tekno
Minggu, 16 November 2025 | 05:43 WIB
10 Fakta Kereta Petani di China yang Disebut-sebut Menginspirasi Indonesia (YT/Rudy Chen)
Baca 10 detik
  • Kereta petani berfungsi sebagai pasar berjalan, menjadi penopang utama ekonomi bagi masyarakat pedesaan China.
  • Bukan sekadar transportasi, kereta ini menjadi pusat layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan bagi warganya.
  • Pemerintah China sengaja mempertahankan kereta lambat ini sebagai wujud keadilan transportasi dan pembangunan yang inklusif.

Suara.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah meluncurkan kereta khusus petani dan pedagang yang terinspirasi dari "slow train" di China. Nah, bagaimana kereta petani di China itu sendiri?

Pada awal November 2025, Presiden Prabowo sempat meninjau kereta petani dan pedagang buatan KAI yang telah selesai.

Kereta ini terdiri dari 73 kursi yang bersandar di sisi kanan dan kiri dekat jendela sehingga ruang tengah menjadi lebih luas. Selain itu, KAI juga membuat pintu gerbong lebih lebar hingga 90 cm.

Namun hingga saat ini, KAI belum memberikan kepastian dimana rute kereta khusus petani dan pedagang ini ditugaskan.

Sementara itu di jalur rel pedesaan China kereta petani atau yang dikenal sebagai "màn hu ch" (kereta lambat/slow train) sudah menjadi saksi bisu perjuangan, harapan, dan denyut nadi ekonomi bagi jutaan warga di wilayah terpencil.

Kereta-kereta ini, seringkali dengan gerbong berwarna hijau khas era Mao, adalah anomali di tengah modernisasi. Namun, keberadaannya bukanlah sebuah kelalaian, melainkan kebijakan yang disengaja untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

Artikel ini akan mengupas 10 fakta menarik tentang kereta petani yang menjadi jembatan kehidupan bagi masyarakat pedesaan di China.

1. Pasar Berjalan di Atas Rel

Fungsi utama kereta ini jauh melampaui sekadar transportasi. Bagi para petani, gerbong kereta adalah pasar berjalan. Mereka membawa hasil bumi—mulai dari sayuran segar, buah-buahan, hingga unggas—untuk dijual di kota-kota kecil di sepanjang rute.

Beberapa kereta bahkan memodifikasi gerbong secara khusus, menghilangkan kursi untuk memberi ruang lebih bagi keranjang dan karung para petani.

Baca Juga: Sambut Akhir Pekan, Ini 5 Drama China Tayang Bulan November 2025

2. Tarif Super Murah Tidak Berubah Puluhan Tahun

Di saat biaya hidup terus merangkak naik, tarif kereta petani tetap sangat terjangkau. Untuk perjalanan sejauh ratusan kilometer, tiketnya bisa semurah 4 yuan (sekitar Rp 9.500).

Dikutip dari english.news.cn, seorang petani bernama Xue Qing'e, misalnya, hanya perlu membayar 6 yuan untuk ongkos pulang-pergi. Harga yang sangat rendah ini memungkinkan para petani mendapatkan keuntungan maksimal dari penjualan hasil panen mereka.

3. Kecepatan Rendah yang Disengaja

Dengan kecepatan rata-rata hanya sekitar 40 km/jam, kereta ini memberikan kontras tajam dengan kereta cepat yang melesat di atas 300 km/jam.

Kecepatan rendah ini bukan tanpa alasan. Kereta harus berhenti di banyak stasiun kecil di desa-desa terpencil yang tidak akan tersentuh oleh jalur kereta cepat, memastikan konektivitas bagi semua.

4. Ada Perpustakaan hingga Layanan Kesehatan di Dalam Gerbong

Kereta ini terus berinovasi untuk melayani komunitasnya. Beberapa gerbong disulap menjadi "perpustakaan" yang menyediakan sekitar 3.300 buku bagi anak-anak sekolah yang menggunakan kereta ini setiap hari.

Bahkan, sejak tahun 2023, layanan medis gratis secara berkala mulai diperkenalkan di dalam kereta, memungkinkan para penumpang memeriksakan kesehatan tanpa harus mengorbankan waktu berjualan.

Load More