Tekno / Internet
Jum'at, 05 Desember 2025 | 10:52 WIB
Peluncuran Peta Jalan Nasional IPv6 Enhanced dan Net5.5G di Jakarta. [Asioti]
Baca 10 detik
  • Pemerintah dan industri meluncurkan Peta Jalan Nasional IPv6 Enhanced dan Net5.5G pada konferensi 2025.
  • Peluncuran ini ditandai dengan whitepaper kolaboratif sebagai panduan strategis konektivitas digital Indonesia.
  • Adopsi teknologi ini bertujuan mengakselerasi ekonomi digital, mewujudkan kota cerdas, dan meningkatkan keamanan siber.

Suara.com - Pemerintah bersama pelaku industri meluncurkan Peta Jalan Nasional untuk IPv6 Enhanced dan Net5.5G dalam ajang “IPv6 Enhanced Net5.5G Conference 2025”. 

Langkah ini menjadi fondasi penting untuk membangun konektivitas internet generasi berikutnya yang lebih cepat, aman, dan cerdas.

Konferensi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, asosiasi industri, operator telekomunikasi, akademisi, hingga penyedia teknologi. 

Digagas oleh Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) dengan dukungan penuh dari Komdigi, BAPPENAS, MASTEL, APJII, Universitas Indonesia, dan Telkom University.

Puncak acara ditandai dengan peluncuran whitepaper nasional berjudul “Building Indonesia’s Connection Highway Based on IPv6 and Net5.5G” yang disusun bersama oleh BAPPENAS dan Komdigi. 

Dokumen ini menjadi panduan strategis pembangunan “jalan tol” konektivitas digital Indonesia.

Ketua Umum ASIOTI, Teguh Prasetya, menegaskan bahwa whitepaper tersebut bukan sekadar dokumen teknis.

“Kolaborasi erat antara pemerintah, industri, dan penyedia teknologi adalah kunci membangun infrastruktur yang tangguh dan siap mendukung ledakan ekonomi digital berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G,” ujar Teguh, dalam keterangan resminya, Jumat (5/12/2025).

Target Besar Internet Indonesia hngga 2030

Baca Juga: Komdigi Buka Konsultasi Publik untuk Buku Putih Roadmap dan Pedoman Etika KA Nasional

Dokumen tersebut menjabarkan pentingnya adopsi IPv6 Enhanced dan Net5.5G untuk mendorong ekonomi digital, menghadirkan konektivitas gigabit untuk mewujudkan smart city, serta mempercepat inovasi nasional.

Secara global, industri menargetkan IPv6 menjadi protokol utama internet pada 2030, seiring berkembangnya ekosistem berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI). 

Di Indonesia sendiri, penetrasi IPv6 saat ini telah mencapai sekitar 15–16 persen.

“Pencapaian ini sudah menjadi dasar penting bagi pengalaman internet yang lebih stabil dan mendukung perkembangan awal ekosistem IoT di Indonesia,” jelas Teguh.

Indonesia juga didorong untuk mengadopsi teknologi pendukung seperti SRv6 Slicing, 400/800GE, Wi-Fi 7, serta pemanfaatan AI untuk jaringan otonom mulai dari jaringan kampus, jaringan area luas (WAN), hingga pusat data.

Whitepaper ini menetapkan timeline pengembangan dengan tujuan di 2027 dalam modernisasi jaringan menuju Net5.5G.

Load More