Tekno / Internet
Rabu, 10 Desember 2025 | 17:09 WIB
Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]
Baca 10 detik
  • BAKTI Komdigi telah berhasil membangun 30.017 titik akses internet publik berkat dukungan Satelit Satria-1.
  • Satria-1 memungkinkan peningkatan signifikan pembangunan titik internet, dari maksimal 2.000 menjadi lebih dari 20.000 per tahun.
  • Proyek KPBU senilai Rp 6,42 triliun ini bertujuan memperkuat konektivitas digital di wilayah 3T dan layanan publik Indonesia.

Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital atau BAKTI Komdigi mengatakan kalau mereka berhasil membangun 30.017 titik akses internet berkat kehadiran Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1.

"Saat ini sudah ada 30.000 titik lokasi akses internet di Indonesia," kata Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar saat konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga, di Cikarang, Rabu (10/12/2025).

Perempuan yang akrab disapa Indah ini bercerita, Satria-1 membuat BAKTI Komdigi lebih terukur saat melakukan pengembangan pembangunan titik internet di layanan publik di Indonesia.

(Kiri-kanan) Dirut BAKTI Komdigi Fadhilah Mathar, Plt Direktur Utama PT PII Andre Permana, dan Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga (PT SNT) Heru Dwikartono saat ditemui di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]

Sebelum ada Satria-1, BAKTI Komdigi hanya bisa membangun sekitar 1.000 titik akses internet atau maksimal 2.000 titik dalam waktu setahun.
 
"Dalam satu tahun yang dulunya kami hanya bisa membangun sekitar 1.000, paling banyak 2.000 titik itu dalam satu tahun masa operasional Satria-1 itu kita bisa lebih dari 20.000 titik," lanjutnya.

Diketahui SATRIA-1 merupakan proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang menyediakan satelit berkapasitas 150 Gbps untuk memperkuat konektivitas digital, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta lokasi prioritas layanan publik yang beroperasi sejak tahun 2024. 

Dengan total investasi sekitar Rp 6,42 triliun dan skema Build–Operate–Transfer (BOT), proyek ini dilaksanakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP), dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK), di mana sebagian wewenangnya didelegasikan kepada BAKTI Komdigi.

Hingga 7 Desember 2025, SATRIA-1 telah menghubungkan 30.017 titik layanan publik di seluruh Indonesia, termasuk sekolah, puskesmas, fasilitas pemerintahan, dan titik pertahanan-keamanan dengan kecepatan internet hingga 10 Mbps per lokasi. 

Selain itu, Infrastruktur pendukung proyek SATRIA 1 dilengkapi dengan 11 gateway yang tersebar di Batam, Pontianak, Banjarmasin, Cikarang, Manado, Ambon, Kupang, Manokwari, Timika, Jayapura, dan Tarakan, yang berfungsi sebagai penghubung utama antara satelit dan jaringan  internet nasional.

Baca Juga: Bencana Banjir Sumatra, BAKTI Komdigi Sediakan 18 Akses Internet dari Satelit Satria-1

Load More