Suara.com - Rencana pemerintah untuk mengganti lubang pengisian bensin atau nozzle di mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car agar tidak bisa mengisi bbm subsidi tidak akan menyelesaikan permasalahan. Pengamat otomotif Suhari Sargo mengatakan, meski “nozzle”-nya diganti, mobil murah ramah lingkungan tetap bisa mengkonsumsi bbm subsidi.
Caranya, dengan membeli bbm subsidi memakai jeriken. Menurut dia, penggantian “nozzle” bukan solusi untuk mengurangi penggunaan bbm subsidii. Yang diperlukan, kata Suhari, adalah peraturan dari Menteri Perindustrian yang melarang mobil murah mengkonsumsi bbm subsidi.
“Mobil murah itu kan sudah dapat discount dari pemerintah sekitar Rp20 juta. Karena itu, harus ada aturan yang tegas yang melarang mobil itu mengkonsumsi premium. Dulu Menteri Perindustrian pernah berjanji akan mengeluarkan aturan itu tetapi sampai sekarang mana? Menurut saya perlu keberanian dan juga ketegasan dari Menteri Perindustrian untuk mengeluarkan aturan larangan tersebut,” kata Suhari kepada suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (15/4/2014).
Keberadaan mobi murah ramah lingkungan kembali menimbulkan kontroversi. Ketika program ini pertama kali diluncurkan, sejumlah pengamat transportasi menilai, mobil murah hanya akan menambah beban kemacetan di jalanan. Selain itu, program itu juga tidak sejalan dengan upaya mengajak masyarakat menggunakan angkutan umum.
Kini, Menteri Keuangan Chatib Basri keberatan dengan konsumsi BBM subsidi dari mobil murah ramah lingkungan. Chatib menilai, keberadaan mobil murah ramah lingkungan akan menambah konsumsi BBM subsidi. Padahal, seharusnya mobil murah ramah lingkungan tidak mengisi bbm subsidi karena sudah mendapatkan penghapusan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Kementerian Perindustrian akan mengganti lubang pengisian bensin di mobil murah ramah lingkungan sehingga tidak bisa lagi mengisi BBM subsidi. Karena itu, Kementerian Perindustrian akan memanggil Astra Internasional dan Pertamina untuk membahas masalah ini.
Berita Terkait
-
Garmin D2 Mach 2 dan D2 Air Rilis, Smartwatch Premium dengan Peta Berwarna
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga Aerox, Mesin Tangguh dan Irit BBM
-
5 Sarung Terbaik dengan Kualitas Premium untuk Ibadah dan Acara Formal, Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga Innova di Bawah Rp100 Juta, Irit dan Murah Perawatan
-
7 Rekomendasi Mobil Murah Desain Timeless untuk Keluarga Kecil, Mulai Rp50 Jutaan
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin' Fest 2025
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia
-
BI Proyeksi Ekspor dan Belanja Pemerintah Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
-
Amman Mineral Dapat Restu Pemerintah untuk Ekspor Konsentrat Tembaga