Suara.com - Pengelolaan air oleh swasta merugikan masyarakat dan juga negara. Demikian hasil penelitian Public Services International (PSI) yang berpusat di Prancis. PSI melaporkan bahwa pengelolaan air oleh swasta di Negara-negara dunia banyak mengalami kegagalan. Privatisasi air hanya menyebabkan penduduk membayar lebih mahal sebagaimana yang terjadi di Senegal dan Bolovia.
“Sistem ini malah menyebabkan kenaikan air lebih cepat daripada inflasi, kurangnya transparansi dan menimbulkan banyaknya korupsi dalam sektor ini. Hal ini dikarenakan perusahaan swasta hanya berorientasi mencari keuntungan semata tanpa melihat persoalan yang lebih mendasar yaitu terjangkaunya air bagi seluruh masyarakat, utamanya masyarakat miskin,” kata Dr. Jasper Goss, penasihat Perserikatan Bangsa-bangsa, dalam siaran pers yang diterima suara.com, Jumat (18/4/2014).
Ia sendiri meragukan swasta mau berinvestasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin karena investasi yang dibutuhkan mahal dan tidak menguntungkan.
Jasper Goss menceritakan bahwa privatisasi air terjadi atas desakan Bank Dunia dan IMF sebagai konsekuensi dari diberikannya pinjaman. Menurutnya ini suatu kebodohan. Akibat hal ini Negara harus kehilangan asset, pelayanan publik semakin mahal dan Negara kehilangan pendapatan dari perusahaan yang diprivatisasi.
Kata Jasper, saat ini privatisasi sudah banyak ditinggal di baik oleh negara negara-negara maju dan pelayanan publik. Jasper Goss menyampaikan bahwa pengembalian pengelolaan air kepada pemerintah (remunispalisasi) menjadi solusi yang sudah dilakukan oleh lebih dari 81 negara.
Berita Terkait
-
PAM Jaya Seleksi Ribuan Pelamar Kerja Usai Swastanisasi Air Berakhir, Sekda DKI Wanti-wanti: Jangan Ada Titipan!
-
Jelang Berakhirnya Swastanisasi Air, Pemprov DKI Lakukan Inspeksi Final Kesiapan PAM Jaya
-
Untuk Pengamanan Transisi Aset dan Operasional Saat Swastanisasi Air Berakhir, PAM Jaya Gandeng TNI
-
Anies Copot Dirut PAM Jaya Jelang Akhir Swastanisasi Air, Pemprov DKI: Penyegaran Saja
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi