Suara.com - Wacana pembubaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin mencuat.
Ada yang mendukung, tapi ada pula yang tidak mendukung, bahkan menyebutnya sebagai sebuah langkah yang tidak masuk akal.
Golongan pro melihat OJK sebagai sebuah institusi independen yang tidak bisa diawasi. Sedangkan golongan kontra menilai, itu bukanlah alasan untuk membubarkan lembaga yang baru berumur enam bulan ini.
Tidak hanya itu, mereka juga bertitik tolak pada proses munculnya OJK menjadi sebuah lembaga yang membutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu 10 tahun.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Perbankan Ryan Kiryanto menyatakan dukungannya terhadap keberadaan OJK. Ia berharap OJK bisa terus berjalan untuk melaksanakan tugasnya.
Demi menjaga eksistensinya, ia berpendapat, OJK harus merealisasi pekerjaan rumahnya yang belum dilaksanakan.
"Adapun pekerjaan rumah tersebut adalah memastikan adanya benefit dari keberadaan OJK, perlu memperbaiki struktur terkait dengan adanya supervisi dan pengawasan," jelasnya dalam diskusi bertajuk "Haruskah OJK dibubarkan" di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2014).
Selain itu, lanjut Ryan, pastikan pula koordinaai antarlembaga seperti lembaga keuangan, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dengan Bank Indonesia, serta Undang-undang (UU) yang perlu direvisi. "Seperti UU pasar modal, asuransi, dan perbankan," imbuhnya.
Hal senada dikemukakan pula oleh Sekjen Asosiasi Profesi Pasar Modal, Haryajid Ramelan. Ia mengatakan, kehadiran OJK merupakan sebuah kepedulian pemerintah terhadap kepentingan nasional, baik ekonomi maupun politik.
Oleh karena itu Haryajid menyarankan agar wacana pembubaran OJK diurungkan.
"Saat ini Indonesia sangat membutuhkan lembaga independen. Jadi, sangat disayangkan kalau peluang untuk lebih maju ini tidak kita manfaatkan," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed