Suara.com - Indonesia harus mempunyai bank tanah untuk menyelesaikan masalah kekurangan rumah )backlog) untuk warga. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan, keberadaan bank tanah diperlukan untuk mengontrol harga tanah agar tidak naik terlalu tinggi.
Kata dia, kesulitan yang dialami pengembang untuk membangun rumah murah adalah harga tanah yang mahal. Dengan adanya bank tanah, maka pengembang bisa membeli tanah dengan harga yang di bawah harga pasar.
“Jadi bank tanah itu merupakan sebuah badan yang akan mengatur tanah-tanah milik BUMN atau pemda. Semua tanah yang dikelola oleh bank tanah itu tidak akan naik mengikuti harga pasar. Jadi, ketika ada pengembang yang akan membangun rumah murah, maka mereka akan membeli tanah yang dikelola oleh bank tanah,” kata Ali kepada suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (12/6/2014).
Ali menambahkan, selama belum ada bank tanah maka pemerintah akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan warga untuk mempunyai rumah. Dia memberi contoh, Singapura sudah mempunyai bank tanah yang fungsinya menyediakan lahan tanah untuk pembangunan rumah murah.
“Wacana bank tanah ini sebenarnya sudah muncul sejak 2009 tetapi tidak pernah ada tindaklanjutnya. Sebenarnya apa yang dilakukan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta-red) ketika membersihkan waduk Pluit dan Pulomas lalu membangun rusunawa sudah seperti bank tanah. Tanah pemda digunakan untuk membangun rumah murah,” ujar Ali.
Ali menambahkan, BUMN Perumnas sebenarnya bisa menjadi bank tanah di Indonesia. Namun, statusnya sebagai Badan Usaha Milik Negara harus dicabut terlebih dahulu. Sehingga, Perumnas akan kembali menjalankan tugas sosialnya dalam menyediakan rumah untuk rakyat tanpa memikirkan keuntungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas