Suara.com - Rencana calon Presiden Joko Widodo untuk membeli kembali PT Indosat menuai kontroversi. Pengamat ekonomi dan pasar modal Yanuar Rizky mengatakan, pembelian kembali atau buy back PT Indosat memerlukan dana yang besar.
Kata dia, pemerintah harus mengalokasikan dana yang tidak sedikit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) apabila ingin membeli kembali PT Indosat. Selain itu, pembelian kembali PT Indosat harus ada persetujuan dari pemilik saat ini yaitu PT SingTel.
“PT Indosat itu kan perusahaan publik jadi kalau pemerintah mau beli tentunya yang punya harus mau menjual dulu. Itu perlu dana yang besar karena harganya sekarang pasti sudah lebih tinggi dibandingkan ketika dijual. Apa pemerintah ada dana untuk membeli kembali PT Indosat. Kalau menurut saya, pembelian kembali PT Indosat tidak harus jadi skala priorotas,” kata Yanuar kepada suara.com melalui sambungan telepon, Senin (23/6/2014).
Yanuar menambahkan, kinerja PT Indosat saat ini tengah menurun. Kata dia, pendapatan semua perusahaan telekomunikasi yang sudah go public turun karena tergerusnya pemasukan dari penjualan pulsa. Karena itu, dia menilai pembelian kembali PT Indosat demi mendapatkan satelit Palapa terkait kerahasian negara tidak harus jadi prioritas.
“Bank Rakyat Indonesia kan juga sudah punya satelit, kalau emang intinya adalah membeli Indosat untuk bisa menggunakan satelit Palapa, menurut saya lebih baik membentuk perusahaan baru atau meminjam satelit BRI dibandingkan harus membeli kembali Indosat,” tegasnya.
Dalam debat capres semalam, calon Presiden Prabowo Subiantio bertanya kepada capres Joko Widodo tentang penjualan PT Indosat kepada perusahaan telekomunikasi Singapura. Jokowi menjawab, dalam salah satu klausul penjualan tersebut disebutkan, Indonesia bisa membeli kembali (buyback) PT Indosat.
Saham pemerintah Indonesia di Indosat tercatat hanya 14,29 persen. Adapun pemilik saham mayoritas Indosat adalah Ooredoo Asia Pte. Ltd sebesar 65 persen, lalu sisanya digenggam oleh Skagen AS entities 5,42 persen dan saham publik sebesar 15,29 persen.
Pada 2002, STT dan Singapore Telecommunication (Singtel), membeli saham Indosat dan Telkomsel. Temasek menguasai 100 persen saham STT dan 54 persen Singtel. STT mempunyai 42 persen saham di Indosat dan Singtel memegang 35 persen di Telkomsel. Selang enam tahun kemudian, STT menjual saham mereka di Indosat kepada Qatar Telecom.
Berita Terkait
-
Tri Perkuat Talenta Muda di Industri Gaming lewat H3RO Land Dream Battle 2.0, Bisa Mabar RRQ
-
Indosat Gandeng UN Women: Lahirkan "SheHacks" Mini di Daerah!
-
Indosat Luncurkan Beasiswa Coding IDCamp 2025, Targetkan 2 Juta Talenta AI
-
Cara Ikut IM3 Pesta Hadiah 2025, Bisa Dapat Mobil BYD dan Motor Listrik!
-
BombasTri dari Tri Kasih Kamu Kesempatan Menang Ganda!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Nasib KFC: Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Pekerja
-
Freeport Berhenti Beroperasi Sementara, Fokus Temukan 5 Karyawan yang Terjebak Longsor
-
Kelakar Mau Dipukul Bupati, Menkeu Purbaya: Transfer ke Daerah Dipangkas Biar Bersih dan Efektif
-
Menkeu Purbaya Sebut Pemerintah Mau Buat Kawasan Industri Hasil Tembakau
-
Inflasi Tembus 0,18 Persen, Bank Indonesia : Kenaikan Harga Emas Jadi Biang Kerok
-
Jadi BP BUMN, 12 Poin Penting Perubahan UU BUMN: Wamen Dilarang Jadi Komisaris
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Daftar Konglomerat Kelas Kakap yang Beli Patriot Bond, Ada Barito Hingga Djarum
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
-
Lowongan Kerja dan Gaji PT KAI Commuter Oktober 2025, Ada 8 Posisi Lulusan D3 dan S1