Suara.com - Presiden Indonesia terpilih kelak diharapkan dapat mengalihkan anggaran pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) untuk pembangunan kilang minyak. Ini dilakukan untuk memperkuat ketersediaan bahan bakar dalam negeri.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Rosmeri Sabri mengatakan, pemerintah harus menyadari dan mengakui jika cadangan minyak Indonesia sangat rendah.
Jika disamakan dengan negara di Asia Tenggara, cadangan minyak Indonesia hampir dapat disamakan dengan Laos dan Myanmar.
"Cadangan minyak kita hanya tahan sekitar lima hari. Kalau tidak dikirim Singapura, kolaps kita. Solusinya hanya mendirikan kilang minyak di Indonesia," ucapnya.
Menurut dia, kerawanan dan ketergantungan terhadap cadangan minyak tersebut disebabkan Indonesia tidak memiliki kilang sendiri untuk mengolah sumber energi itu.
Upaya itu dapat dilakukan dengan mengalihkan anggaran pembangunan Jembatan Selat Sunda yang mencapai sekitar Rp200 triliun untuk membangun kilang minyak di Indonesia.
"Jika (anggarannya) dialihkan, kita bisa membuat dua kilang minyak," ujarnya.
Dilihat dari aspek manfaat, kata dia, Jembatan Selat Sunda mungkin belum terlalu dibutuhkan karena hanya menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.
Jika tidak ada jembatan tersebut, pemerintah masih memiliki banyak solusi untuk dipilih untuk mendukung transportasi seperti pemanfaatan kapal feri.
Jika dikaitkan dengan antrean yang panjang, pemerintah dapat mengantisipasinya dengan membuat sejumlah kebijakan seperti penambahan kapal dan memperbanyak portal.
"Jembatan (Selat Sunda) itu bukan sesuatu yang mendesak. Kalau kilang minyak sangat mendesak," tandasnya. (Antara)
Berita Terkait
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
Menkeu Purbaya Bilang Malas Bangun Kilang Minyak, Pertamina Ungkap Bukti
-
Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!
-
Kilang Pertamina di Dumai Terbakar, Kementerian ESDM: Kalau Ini Murni Kecelakaan
-
Bukan Kali Pertama: Kilang Minyak Dumai Kembali Terbakar
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi pada Perdagangan Pekan Ini, Apa Pemicunya?
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar