Bisnis / Energi
Rabu, 10 Desember 2025 | 16:17 WIB
Salah satu kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional. [ist].
Baca 10 detik
  • Kementerian ESDM optimistis target produksi minyak 610 ribu barel per hari tahun 2026 dapat tercapai berdasarkan realisasi 2025.
  • Realisasi lifting minyak September-Oktober 2025 telah melampaui target APBN 2025 menjadi 619 ribu barel per hari.
  • Strategi mencapai target meliputi EOR, optimalisasi sumur lama, serta pelelangan 75 wilayah kerja baru.

Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merasa optimis target produksi atau lifting minyak sebesar 610 ribu barel per hari pada 2026 bisa tercapai.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman meyakini hal itu tercapai dengan berkaca pada realisasi lifting minyak tahun 2025 yang rata-ratanya 605 ribu sampai 607 ribu barel per hari. 

Laode menyebut pencapaian tahun ini akan dipertahankan dan ditingkatkan. 

"Strateginya kan kita sudah berhasil nih tahun ini. Kan sudah naik nih. Berarti strategi ini kita pertahankan," kata Laode kepada wartawan dikutip pada Rabu (10/12/2025). 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Laode Sulaeman. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Tercatat realisasi lifting minyak pada tahun ini sudah melampaui target. Pada APBN 2025, ditetapkan target lifting 605 ribu barel per hari. Sementara realisasi lifting pada September hingga Oktober 2025 telah mencapai 619 ribu barel per hari.

"Tahun depan 610.000 barel per hari. Jadi kita semuanya mengarah ke situ, bagaimana kita upayakan bila perlu kita bisa lebih lebih bagus," sebut Laode. 

Selain dengan mempertahankan produksi tahun ini, Kementerian ESDM juga akan menerapkan teknik Enhanced Oil Recovery (EOR) dan waterflood  di wilayah yang potensial, serta mengoptimalkan sumur minyak tidak terpakai. 

Kemudian, untuk mencapai target itu juga diupayakan dengan lelang 75 wilayah kerja (WK). Pada Desember ini, Kementerian ESDM akan melelang sekitar 7-8 WK. 

"Nah, jadi kita tuntaskan memang 75 WK itu kunci. Kunci untuk setelah percepatan kan harus ada cadangan-cadangan baru yang jadi istilahnya botolnya tuh harus ada isinya," pungkas Laode. 

Baca Juga: Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?

Load More