Suara.com - Para pekerja media massa atau khususnya yang berprofesi sebagai jurnalis, dipersilakan kembali menghela napas menyimak kabar ini. Lagi-lagi soal kesejahteraan, salah satu studi terbaru menyimpulkan bahwa dibanding profesi PR specialist (kehumasan), profesi jurnalis kini ternyata kian tertinggal.
Tepatnya, berdasarkan studi dari Pew Research Center di Amerika Serikat (AS), itu disebutkan bahwa ketika seorang PR specialist menerima US$1 (sekitar Rp11.675), seorang jurnalis hanya menerima 65 sen AS (sekitar Rp7.589). Yang membuat miris, ini bahkan jauh berkurang dibanding 10 tahun lalu, ketika seorang PR specialist menerima US$1 di saat jurnalis hanya mendapatkan 71 sen AS.
Sebagaimana dikutip Huffington Post, angka ini berarti juga bahwa pekerja PR menghasilkan gaji hampir US$20.000 (sekitar Rp233juta) lebih besar ketimbang jurnalis dalam setahun. Tepatnya, berdasarkan data tahun 2013 itu, penghasilan rata-rata tahunan seorang PR specialist adalah US$54.940, sementara jurnalis rata-rata hanya mendapatkan US$35.600.
Untuk diketahui, angka-angka tersebut diambil dari data Biro Statistik Pekerja AS. Sementara sebagai pembanding, berdasarkan data tahun 2004 lalu, penghasilan rata-rata tahunan seorang pekerja PR saat itu adalah US$43.830 (sekitar Rp511,7 juta), sedangkan jurnalis rata-rata hanya US$31.320 (sekitar Rp365,6 juta).
Kenyataan bahwa data tersebut merupakan penghasilan di AS yang notabene lebih maju ketimbang banyak negara lain, hanya menambah buram kabar ini bagi para jurnalis. American Journalism Review bahkan melaporkan pada Mei lalu, bahwa jurnalis negeri itu kini mendapatkan bayaran di bawah gaji rata-rata (umum) di AS.
Sebagai tambahan pula, hingga akhir 2013 lalu, profesi jurnalis pun kian kekurangan jika dibandingkan PR specialist, karena dari setiap 4,6 pekerja PR hanya ada 1 orang jurnalis di AS. Laporan lain menyebutkan bahwa dalam 6 tahun saja, AS mengalami pengurangan sebanyak hampir 20.000 orang jurnalis. [Huffington Post]
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia