Suara.com - Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Andy Noorsaman Sommeng, menyatakan tidak setuju terhadap langkah PT Pertamina dalam penjatahan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan melakukan sistem kitir, atau yang dikenal sebagai adanya kuota harian dan mingguan.
"Saya kurang setuju Pertamina melakukan strategi penyaluran kitir, artinya ada kuota harian dan mingguan," kata Andy di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (25/8/2014).
Menurut Andy, Pertamina seharusnya tidak melakukan sistem kitir pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), melainkan justru melakukan penjatahan pada kendaraan.
"Jangan di outlet-nya, tapi si penerimanya yang dikitir. Barang publik harusnya dilakukan sesuai Undang-Undang. Kalau dikitir, (berlakukan pada) konsumennya. Berapa sehari dia melakukan itu. Untuk itu, jangan lakukan di badan penyalurnya," tuturnya.
Andy mengungkapkan, sistem kitir yang dilakukan Pertamina di SPBU membuat penyaluran BBM bersubsidi jadi tidak merata. Artinya, masyarakat yang mengisi BBM bersubsidi terlebih dahulu akan mendapat BBM lebih banyak, sehingga menimbulkan antrean yang panjang, seperti yang terlihat di beberapa SPBU hari ini.
"Kalau yang duluan mengisi banyak, yang lain tidak kebagian. Akan timbul antrean. Kejadian tersebut karena penyaluran yang tidak seimbang. Harusnya dikitir, misalnya setiap motor berapa. Tetap dibagi rata saja," ungkapnya.
Sementara itu sebelumnya, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014, kuota BBM bersubsidi ditargetkan sebanyak 46 juta kiloliter. Sehubungan dengan itu, akhirnya ada pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, agar kuotanya tetap memenuhi sampai akhir tahun.
Berita Terkait
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok