Suara.com - Investasi di Sumatera Utara (Sumut) tercatat terus naik di tahun ini, baik di sektor penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penamaman modal asing (PMA). Hal itu disebut telah membantu pergerakan pertumbuhan perekonomian daerah tersebut.
"Pada triwulan II misalnya, pertumbuhan investasi di Sumut mencapai sebesar 4,4 persen secara year on year (YoY), atau naik dari realisasi di triwulan I yang masih bertumbuh 3,9 persen," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX (Sumut-Aceh), Difi A Johansyah, di Medan, Jumat (10/10/2014).
Dikatakan Difi, data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) menunjukkan, investasi di Sumur pada triwulan II tercatat sebesar Rp2,98 triliun untuk PMDN dan 156 juta dolar AS di PMA. Realisasi investasi di triwulan II itu meningkat signifikan dari posisi triwulan I yang masih Rp560 miliar untuk PMDN dan PMA 122 juta dolar AS.
Difi menambahkan, kenaikan nilai investasi itu semakin menggembirakan, karena jumlah proyek juga meningkat menjadi 166, dari 80 proyek di triwulan I yang seiring naik pesatnya investasi dari PMDN. "Membaiknya investasi tentunya tidak terlepas juga dari masih bagusnya kredit investasi dari perbankan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara menyebutkan, Singapura dan Malaysia masih menjadi investor terbesar di PMA Sumut. Namun, meski kedua negara itu masih mendominasi, pengusaha dari Cina serta sejumlah investor dari Jerman dan Prancis, menurutnya juga menaruh minat besar untuk berinvestasi di Sumut.
"Investor RRT (Cina), Jerman dan Prancis, itu gencar menjumpai Kadin, Pemprov Sumut, dan bahkan langsung menghubungi pengusaha secara pribadi, untuk menjajaki kemungkinan berinvestasi, baik secara sendiri maupun bekerja sama," katanya.
Kadin pun, menurut Ivan, berharap keinginan kuat pengusaha asing untuk berinvestasi atau mengajak kerja sama dagang itu, bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha Sumut. Diharapkan juga pemerintah dapat mendukung penuh, antara lain dengan memberikan berbagai kemudahan perizinan, yang tentunya tetap mempertimbangkan berbagai kepentingan pengusaha dalam negeri. [Antara]
Berita Terkait
-
Nilai Investasi di Jawa Tengah Tembus Rp66,13 Triliun
-
Dorong Investasi Hijau, Menteri LH Siap Cabut Sanksi Ekowisata di Puncak Bogor
-
Penurunan BI Rate Berpotensi Dorong Investasi, Diversifikasi Aset Bisa Jadi Kunci
-
Seloroh Menkeu Purbaya di Depan Para Fund Manager: Saya Gayanya Kayak Koboi
-
Aliran Modal Asing yang Minggat dari Indonesia Tembus Rp 16,61 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Menteri dan Wamen Dapat Mobil Dinas Maung, Purbaya: Uang Ada, Tergantung Pindad?
-
Disuruh Prabowo Pindahkan Uang Korupsi Rp 13,2 T, Purbaya: LPDP Uangnya Masih Kebanyakan
-
Cara Mendaftarkan Nama ke DTKS Agar Bisa Terima Bansos, KIP, PKH Sampai Prakerja!
-
BSU Rp 600 Ribu Cair Lagi Oktober 2025? Jangan Asal Cek Rekening, Ini Faktanya
-
Menkeu Purbaya Ungkap Nasib Insentif Mobil, Singgung Kesiapan Industri Otomotif
-
Ditantang Dedi Mulyadi, Menkeu Purbaya: Mungkin Anak Buahnya Ngibulin Dia
-
Menkeu Purbaya Buka Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan
-
Pemerintah Janji Maret 2026 Pelaksanaan MBG Tanpa Risiko Satu Orang Pun
-
HSBC Indonesia Sebut Suntikan Dana Rp200 Triliun Ala Menkeu Purbaya Belum Ngefek