Suara.com - Anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mencatat rekor tertinggi pengguna jasa kereta commuter . Rekor itu terjadi pada 20 Oktober 2014 atau bertepatan dengan pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Rekor tertinggi tersebut sebanyak 770.000 penumpang/hari atau naik sekitar 16% dari rata- rata jumlah penumpang KRL sebanyak 600.000 orang/hari.
"Kita sudah angkut 770.000 orang. Itu orang nggak pernah naik KRL sampai naik KRL karena ingin lihat Pak Jokowi waktu pelantikan dan pesta rakyat di Monas," kata Direktur Utama PT
KCJ Tri Handoyo di Stasiun Gambir Jakarta Pusat, Senin (10/1/2014).
Meski demikian, Dia mengungkapkan, KRL yang beroperasi saat ini sebetulnya mampu membawa penumpang sebanyak 800.000 orang per hari, yang terus akan ditingkatkan hingga tahun 2019 dengan target Jumlah armada mencapai 1.400 kereta hingga dapat menampung penumpang sebanyak 1,2 juta orang per hari.
"Selama 6 tahun penambahan kereta dari 2013 totalnya 860 kereta. Itu pembelian baru dari Jepang karena kita butuh 1.400 kereta," ungkapnya.
Sebelumnya, berdasarkan data dari PT KCJ, rata-rata jumlah penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek saat ini berkisar 600.000 orang/hari. Armada KRL Jabodetabek mencakup 860 kereta yang beroperasi setiap hari.
Tag
Berita Terkait
-
Horor! Stasiun Tanah Abang Bergetar, Netizen Langsung Nyariin Nafa Urbach
-
Stasiun Karet Akan Ditutup Februari 2025, Penumpang KRL Ini Mulai Resah
-
Viral Stasiun Manggarai Dipadati Penumpang KRL, Gegara Tarif Rp1?
-
Penumpang KRL Jabodetabek Capai Rekor Tertinggi, Tembus 1 Juta/Hari
-
Makin Padat! Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 156,8 Juta Orang di Semester I 2024
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar
-
IHSG Diwarnai Aksi Ambil Untung, Tapi Berakhir Menguat Tipis
-
3 Alasan Pabrik Sepatu BATA Setop Produksi Sepatu, Benarkah Terancam Pailit?