Suara.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memproyeksikan bisa mendapatkan untung 250 juta dolar Amerika atau sekitar Rp3 triliun dari dana sebesar 2 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp25 triliun yang dianggarkan untuk tahun ini.
Dalam wawancara dengan Al-Araby Al-Jadeed, salah satu perwakilan ISIS mengatakan, anggaran sebesar 2 miliar dolar Amerika itu akan digunakan untuk memberi bantuan kepada warga miskin, lumpuh dan juga anggota keluarga yang sanak familinya yang tewas akibat serangan udara yang dilakukan Amerika dan koalisinya.
ISIS berencana menggunakan surplus tersebut untuk membiayai perang. Selain itu, ISIS juga sudah membuka bank di kota Mosul, sebelah utara Irak, beberapa bulan setelah menguasai kota itu pada Juni 2014. Bank itu diberi nama Islamic Bank oleh warga kota Mosul.
Sama seperti bank pada umumnya, Islamic Bank juga memberikan pinjaman serta menerima tabungan. Dari mana ISIS mendapatkan uang dalam jumlah besar itu? Kelompok militan itu meraih dana dari ekspor minyak, dari kilang minyak yang diambil alih dari pemerintah Irak dan Suriah.
Pengamat militer Irak, Fouad Ali mengungkapkan, keputusan ISIS untuk mendirikan bank merupakan taktik propaganda. BBC melaporkan, ISIS mengekspor 9 ribu barel minyak per hari pada September lalu dengan pemasukan per hari 350 ribu dolar.
Kelompok militan Islam ISIS tercatat sebagai organisasi terkaya di dunia dengan pendapatan mencapai puluhan juta dolar AS per bulan. Penghasilan ini didapat dari penjualan minyak mentah di pasar gelap.
Pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat yang mengurusi informasi intelejen sumber finansial terorisme David Cohen mengatakan, ISIS setidaknya menerima satu juta dolar AS per hari dari minyak mentah yang didapat di Suriah dan Irak.
Selain minyak mentah, mereka juga memperoleh sumber keuangan dari penarikan pajak warga di wilayah yang dikuasainya dan juga dari uang tebusan tawanan. Karena diversifikasi sumber pendapatan tersebut, Amerika Serikat kesulitan untuk menghambat aliran dana ke kelompok ini.
"ISIS adalah organisasi teroris dengan sistem keuangan terbaik yang pernah kami hadapi," kata Cohen.
Sementara itu, Marwan Muasher, wakil kepala organisasi Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan bahwa ISIS saat ini dinilai sebagai organisasi teroris paling kaya dengan sistem finansial paling rumit di dunia. Tidak seperti Al Qaeda, ISIS tidak mendapatkan uang dari sumbangan sukarela orang-orang kaya di negara-negara Arab. (BBC/UPI)
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM