Suara.com - Pemerintah kesulitan untuk mencegah dan mendeteksi warga negara Indonesia yang ingin bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dam Suriah (ISIS). Mantan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Ansyad Mbai mengatakan, kesulitan yang dialami antara lain tidak adanya aturan atau hukum yang melarang warga negara Indonesia bergabung dengan kelompok tertentu.
Berdasarkan data dari Detasemen Khusus (Densus) 88 dan BNPT, ada 103 Warga Negara Indonesia yang sudah bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak. Kata dia, jumlah itu hanya yang terpantau dari dalam negeri.
“Jumlah WNI di luar negeri yang jadi TKI dan juga pelajar kan banyak. Mereka ini berpotensi untuk direkrut oleh kelompok ISIS, terutama yang tinggal di Timur Tengah seperti Irak, Suriah dan Turki. Jumlah 103 itu hanya yang berangkat dari Indonesia ke Suriah,” kata Ansyad kepada suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (28/12/2014).
Ansyad menambahkan, enam WNI yang ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Banten kemarin hanya sebagian kecil yang akan bergabung dengan ISIS. Kata dia, salah satu dari enam orang yang ditangkap polisi itu adalah seorang perempuan yang suami dan anaknya sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS.
“Selama orang yang menyebarkan paham radikalisme tidak bisa ditangkap akan sulit untuk mencegah mereka yang akan bergabung dengan ISIS. Karena, inti dari paham radikalisme itu adalah penyebaran kebencian. Dua ormas Islam terbesar yaitu NU dan Muhammadiyah sudah mengecam ISIS dan perlu peran ulama untuk mencegah semakin meluasnya aliran radikalisme,” tegasnya.
Kemarin, polisi menangkap enam orang yang diduga akan bergabung dengan ISIS. Mereka berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan dan ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (27/12/2014) dinihari ketika akan berangkat menuju Suriah menggunakan pesawat Qatar Airways.
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia