Suara.com - Paramount Land, perusahaan pengembang kawasan Gading Serpong Tangerang melakukan terobosan di tengah iklim penjualan properti di tahun 2015 yang mengalami perlemahan. Terobosan itu adalah penjualan rumah yang disainnya dapat disesuaikan dengan keinginan pembeli (custom homes).
"Biasanya rumah custom hanya dijumpai pada rumah dengan harga di atas Rp1 miliar, tetapi kami menawarkan untuk rumah dengan harga Rp800 juta per unit," kata Presiden Direktur Paramount Land, Ervan Adi Nugroho di Jakarta, Rabu (25/2/2015), dalam acara grand briefing di Gading Serpong Tangerang yang dihadiri ratusan agen penjual properti.
Dalam kesempatan ini, mereka diedukasi mengenai apa itu rumah custom. Ervan mengatakan, custom homes dengan harga terjangkau merupakan rencananya akan diluncurkan sebanyak 1.010 unit.
Direktur Paramount Land Aryo Tri Ananto mengatakan, terdapat dua pilihan luas tanah dan tipe rumah yakni 48/55 dan 54/68 dengan sembilan gaya rumah yang ditawarkan serta delapan paket spesifikasi rumah, berikut pilihan finishing termasuk warna.
"Saya yakin dengan alternatif disain yang kami tawarkan konsumen akan lebih leluasa memilih rumah sesuai idamannya," kata Aryo.
Aryo menambahkan, setiap unit rumah custom dilengkapi dengan dua kamar tidur, satu kamar tidur asisten rumah tangga, dapur, gudang, ruang jemur, serta mendapat jaminan (garansi) perbaikan kebocoran selama 2 tahun.
Direktur Corporate Communication Paramount Land, Sandra Dewi mengatakan, terobosan yang dilakukan dengan rumah custom akan memudahkan agen properti menjual unit karena konsumen kini tidak perlu repot-repot menyisihkan dana untuk renovasi rumah.
"Rumah yang akan kita bangun benar-benar didisain sesuai dengan keinginan pembeli baik itu bentuk, warna, maupun bahan finishing yang dipergunakan," ujar dia.
Pengamat properti Ali Tranghanda mengapresiasi terobosan yang dilakukan Paramount Land di pasar menengah dengan harga rumah Rp800 juta ditengah-tengah persaingan pengembang properti di kawasan Tangerang yang menyasar segmen atas dengan harga rumah di atas Rp1 miliar.
Ali mengatakan, saat ini bisnis di sektor properti masih menarik. Hanya saja untuk mensiasati turunnya daya beli konsumen properti maka pengembang harus pandai melakukan inovasi terhadap produknya salah satunya melalui produk custom seperti diluncurkan Paramount.
Menurut Ali, investasi properti merupakan investasi yang tahan terhadap inflasi maka dalam kondisi nilai tukar rupiah yang masih melemah seperti saat ini investasi di sektor properti masih menguntungkan sepanjang lokasinya strategis. (Antara)
Berita Terkait
-
Sinyal Bahaya Pasar Properti: BI Ungkap Penjualan Rumah Anjlok, Harga Ikut Melambat
-
Strategi ASG Hadirkan Konsep Multifungsi untuk Hadapi Tantangan Pasar Properti
-
Maruarar Sirait Ngaku Diperintah Prabowo Bangun Rumah Subsidi Buat Tukang Bakso Hingga Tukang Sayur
-
Tinjau Perumahan di Karawang, Menteri PKP Tekankan Pentingnya Pengembang Bertanggung Jawab
-
Nasib Pasar Properti Tanah Air Pascapandemi, Masih Buntung Apa Untung?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Emiten Milik Grup Bakrie-Salim dan Prajogo Pangestu, BRMS-BREN Resmi Menghuni Indeks MSCI
-
Pengusaha Sebut 3 Sektor yang Bisa Jadi Andalan Ekonomi RI di Masa Depan
-
Pakar Sebut 2 Kunci Utama untuk Pemerintah Bisa Capai Swasembada Energi
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, BI: Konsumsi Rumah Tangga Makin Bergairah
-
Meski Kinerja Ekspor Moncer, Industri Hasil Tembakau Dapat Tantangan dari Rokok Ilegal
-
Pengusaha Ungkap Ternyata Ada Industri yang Sulit Rekrut Tenaga Kerja RI
-
Harga Emas Turun Lagi: Galeri 24 dan UBS Kompak Melemah di Pegadaian
-
PANI Laporkan Proyek Ambisius Berkapasitas 104 Ribu Orang
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?