Suara.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat devisa hasil kerajinan Bali selama Januari-April 2015 sebesar 68,4 juta dolar AS atau turun 13,04 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 78,7 juta dolar.
"Memang perdagangan hasil kerajinan Bali yang antik dan unik di awal tahun biasanya masih biasa-biasa saja, bahkan berkurang, tetapi pada pertengahan tahun biasanya mulai ramai pengapalannya ke pasar ekspor," kata Dewa Ketut Suda, seorang pengusaha di Denpasar, Kamis (4/6/2015).
Ia optimistis hasil aneka barang kerajinan Bali memiliki pangsa pasar tersendiri, karena dinilai unik dan bertumpu pada kreasi manusia, sehingga sulit tersaingi oleh produk yang memanfaatkan teknologi berskala ekonomi tinggi.
"Ini salah satu sebab kenapa aneka barang kerajinan Bali tetap laku ke pasar ekspor dengan menjamah sekitar 100 negara di dunia, dan mitra bisnis luar negeri yang sudah mengenal kerajinan Bali akan terus menjadi pelanggan tetap," kata pengusaha muda asal Gianyar itu.
Perajin perhiasan perak di Desa Celuk Gianyar misalnya, ada yang memiliki pelanggan dari Amerika Serikat secara turun temurun, mulai dari kakek, ayah, dan sekarang anak mereka yang masih tetap memesan secara tetap perhiasan dari Bali.
Perhiasan seperti kalung, giwang, gelang yang dibuat dengan muatan lokal, tampaknya memiliki kharisma tersendiri sehingga pelanggan-pelanggan lama tetap datang ke Bali membeli bahkan laku terjual kembali setiba di negerinya.
Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor tradisional Bali dan konsumen dari negeri Paman Sam itu adalah pembeli terbesar aneka kerajinan Pulau Dewata, menyusul dari Jepang, Singapura, bahkan di urutan keempat adalah negara tetangga Australia.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan bahwa realisasi perdagangan luar negeri khusus aneka kerajinan dari 17 jenis yang memasuki pasar ekspor, 10 di antaranya berkurang volume maupun peroleh devisanya pada awal 2015.
Aneka kerajinan barang antik (furnitur) misalnya, perolehan devisanya berkurang 12 persen dari bernilai 11,5 juta dolar AS menjadi hanya 10,1 juta dolar selama empat bulan I-2015, aneka anyaman melorot hingga 50 persen menjadi hanya 626 ribu dolar.
Aneka kerajinan berbahan baku kayu hanya mengantongi devisa 21,1 juta dolar pada Januari-April 2015, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 25,1 juta dolar, hanya perdagangan perhiasan perak naik 120 persen dari enam juta dolar menjadi 13,2 juta dolar. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765
-
BRI Tetap Melayani Saat Libur Nataru: Berikut Jadwal 159 Unit Kerja Operasional
-
Purbaya Kaji Geo Dipa Pasok Gas ke Kawasan Industri, Harga Lebih Murah dari Pertamina
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Tahun Baru Cetak Rekor Baru?
-
8 Ide Usaha yang Belum Banyak Pesaing di 2026, Cocok untuk Pemula?
-
Trump 'Ngebet' Caplok 4 Juta Barel Minyak Venezuela, China dan Rusia Geram
-
PKH Tahap 4 2025 Segera Cair, Ini Cara Cek Statusnya di Cekbansos.kemensos.go.id
-
Purbaya Siapkan Rp 2 Triliun dari LPEI untuk Pembiayaan Ekspor Industri Tekstil dan Furnitur