Suara.com - Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dan berhasil mengurangi angka kemiskinan. Namun menurutnya, keberhasilan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai selama ini telah mengorbankan lingkungan, yang akan memberikan dampak buruk bagi generasi mendatang.
"Indonesia memang telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam dua tahun terakhir ini. Namun, pertumbuhan tersebut telah membawa dampak buruk bagi lingkungan. Sukses ini pun makan biaya tinggi dengan merusak lingkungan," ungkap Sri, saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Menurut Sri, hal serupa juga pernah terjadi di Cina. Menurutnya, perekonomian negara tersebut dalam beberapa dekade telah tumbuh dua digit, namun di saat yang bersamaan mereka kehilangan sekitar 9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kerena pertumbuhan yang tidak ramah lingkungan.
"Seperti Cina, yang pertumbuhan ekonominya tumbuh dua digit dalam beberapa tahun terakhir, tapi kehilangan 9 persen pertumbuhan karena tidak melakukan green infrastructure. Maka itu, Cina sekarang menjadi penggerak menuju proses green infrastructure," jelasnya.
Oleh sebab itu, Sri menekankan kepada Indonesia untuk tidak seperti Cina yang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat namun diiringi kerusakan lingkungan. Indonesia menurutnya harus mengubah cara lama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang harusnya bersifat inklusif dan berkelanjutan bagi lingkungan, agar dapat dinikmati oleh generasi berikutnya dan mengentaskan kemiskinan.
"Bila kita terus bertahan dengan cara lama, manfaat pertumbuhan ekonomi akan berkurang, karena sumber daya alam akan habis dengan cepat, dan kita akan lebih rentan menghadapi perubahan iklim atau risiko kesehatan. Kita harus ubah cara itu, dengan terus mendorong pembangunan yang ramah lingkungan," pungkasnya.
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga