Suara.com - Direktur Riset CORE Indonesia Henri Saparini mengatakan, pada Semeter I-2015 ekonomi Indonesia melambat karena menurunnya pendapatan masyarakat yang berdampak pada daya beli.
Menurutnya, pemicu penurunan tersebut lantaran melambatnya perekonomian secara global yang menimpa negara-negara lain, sehingga berdampak pada permintaan dan harga barang ekspor yang juga menurun.
Kondisi ini berdampak pada beberapa sektor seperti pertambangan, migas dan lainnya yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
"Salah satunya yang paling terlihat itu di penjualan kendaraan sepeda motor dan mobil yang mengalami perlambatan sejak Pemilu 2014. Selain itu juga semen, walau sempet naik setelah Pemilu 2014, kemudian melambat lagi penjualannya," kata Faisal dalam diskusi Managing Economic Slowdown di Jakarta, Selasa (28/7/2015).
Tak hanya di sektor otomotif dan infrastruktur, pelambatan juga terjadi pada semua penjualan bahan baku dan bahan modal. Salah satunya adalah listrik dan PLN yang pertumbuhannya hanya 2,46 persen.
"Makanya konsumsi pemerintah sebaiknya dipercepat realisasi anggarannya biar ekonomi bisa kembali pulih. Soalnya Investasi dan daya beli masyarakat itu jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Kalau lemah bagaimana mau tumbuh? Makanya dorong belanja pemerintah yang bisa dilakukan saat ini," ungkapnya.
Dari sektor investasi, penanaman modal asing (PMA) sejak 2010 mengalami perlambatan kalau dibandikan dengan penanaman modal dalam negeri.
"Memang di mata Jepang dan negara lain, Indonesia memiliki daya tarik untuk investasi, tapi jangka panjang bukan jangka pendek, jadi susah kalau mengejar yang jangka panjang terus menurus. Makanya ini harus harus di kejar agar pertumbuhannya merata," ujarnya.
Meski banyak sektor yang mengalami perlambatan, kata Henri, namun masih ada dua sektor yang melegakan Indonesia. Salah satunya sektor teknologi dan informasi yang mengalami pertumbuhan sekitar 1,2 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember