Suara.com - Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop menyebut hingga akhir Mei 2015 penyerapan anggaran belanja modal di era pemerintahan Joko Widodo saat ini masih rendah.
Tak heran jika pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mengalami perlambatan. Ndiame menjelaskan, rendahnya penyerapan anggara belanja modal seperti ini juga terjadi pada era awal pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Meski demikian, jika pemerintah tidak segera melenyapkan hambatan-hambatan dalam penyerapan anggaran belanja modal, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi akan terhabat.
"Ini sudah setengah tahun berjalan, tapi belanjanya mengkhawatirkan. Seharusnya penyerapan belanja tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini memang pernah tejadi saat pemerintahan SBY, tapi kalau tidak segera diatasi, pertumuhan ekonomi Indonesia akan stagnan," kata Ndiame di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Ndiame menjelaskan dalam laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) Edisi Juli 2015 sampai dengan Mei 2015, belanja modal baru terserap Rp 17 triliun atau 6 persen dari anggaran belanja modal tahun ini. Jumlah itu turun dari periode yang sama sebelumnya Rp 20 triliun atau 9,5 persen dari total anggaran.
Oleh sebab itu, lanjut Ndiame, penting untuk mempercepat pembelanjaan modal di mana anggaran yang ditargetkan meningkat hingga dua kali lipat. Menurutnya, dari segi penerimaan pendapatan pajak sudah mengalami peningkatan sekitar 30 persen. Namun hingga Mei lalu, realisasi penerimaan turun 1,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Indonesia dapat bertindak dengan meningkatkan belanja infrastruktur yang berkualitas selama tetap menjaga defisit fiskal dalam batasan 3 persen dari PDB. Perbaikan infrastruktur akan mengurangi biaya logistik dan harga berbagai barang dan jasa, mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai