Suara.com - PT. Pertamina (Persero) memutuskan kembali mengubah harga bahan bakar khusus jenis pertamax, pertamax plus, dan Pertamina Dex sejak 5 Agustus 2015.
Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan berdasarkan Indeks Harga Pasar sejak bulan Febuari hingga Juli 2015 terus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal inilah yang membuat Pertamina merevisi harga bahan bakar khusus.
“Ya kan pertamax, pertamax plus, dan Pertamax Dex itu kan memang penyesuaiannya setiap dua minggu sekali berdasarkan pergerakan Indeks Harga Pasar. Nah, sejak Februari sampai Maret itu mengalami kenaikan. Terus Juli juga mengalami kenaikan, tapi karena lebaran kenaikannya kita tunda. Makanya baru dilakukan Agustus ini,” kata Wianda saat dihubungi Suara.com, Jumat (7/8/2015).
Wianda menjelaskan penundaan kenaikan BBM nonsubsidi saat Lebaran padahal disaat itu pula Indeks Harga Pasar BBM mengalami kenaikan untuk menjaga perekonomian masyarakat agar tidak terbebani saat merayakan hari raya Idul Fitri tersebut.
“Kan sebenarnya kalau lihat Indeks harga pasar di Juli itu mengalami kenaikan. Tapi kita tahan dulu, karena takut mengganggu ekonomi masyarakat saat puasa dan Lebaran. Kita tidak ingin membebani masyarakat, makanya penyesuaian lebih baik dilakukan bulan Agustus ini,” katanya.
Selain itu, faktor lain yang membuat Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi ini dipengaruhi lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Saat ini harga pertamax di pasaran dijual Rp9.300 per liter dari harga sebelumnya Rp9.450 per liter. Harga pertamax plus harganya dari Rp10.300 per liter menjadi Rp10.500 per litter, sedangkan untuk pertamax dex harganya turun dari Rp 11.900 jadi Rp 11.600 per liter.
“Karena pertamax bukan BBM subsidi, penentuan harganya ditetapkan berdasarkan Indeks harga pasar dan kurs dolar. Kan dolar saat ini terus menguat, ini juga mempengaruhi kita juga kan. Makanya BBM pertamax ini mengalami kenaikan,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengklaim bahwa kenaikan yang dilakukan saat ini masih terbilang dalam harga yang wajar. Pasalnya, harga BBM nonsubsidi yang dijual oleh Pertamina masih lebih murah dibandingkan badan usaha lainnya yang sudah menaikkan harga cukup tinggi.
Pertamina pun tak menampik bahwa penundaan kenaikan harga BBM dan perubahan harga yang sedikit membuat Pertamina merugi.
“Kalau dilihat badan usaha lain mbak, kita itu masih di bawah harganya. Boleh di cek di tempat lain. Jadi kenaikan ini masih wajar. Ya kalau rugi pasti, tapi kerugiannya enggak sebesar premium. Kalau premium kan kuotanya paling besar,” kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
-
UMP Jakarta 2026 Naik Berapa Persen? Analisis Lengkap Formula Baru hingga Kejutan Menaker
-
BBRI Gabung BUMI dan DEWA, Jadi Saham Idola Investor Sesi I IHSG Hari Ini
-
GGRP Resmi Jadi Emiten Modal Asing, Harga Sahamnya Meroket
-
Harga Pangan Bergerak Turun Hari Ini, Cabai hingga Beras Ikut Melunak
-
BRI Siaga Nataru dengan Kas Rp21 Triliun, Didukung Layanan AgenBRILink dan BRImo
-
Beli Saham BBRI Tahun 2003, Sekarang Asetmu Naik 48 Kali Lipat!
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
UMP 2026 Resmi Disahkan Prabowo, Ini Bedanya dengan Formula Upah Lama
-
Prabowo Teken PP, Begini Formula Kenaikan UMP 2026