General Manajer PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Manokwari, Papua, Adrian mengatakan sejumlah persoalan masih menghambat realisasi program tol laut yang akan dilaksanakan pemerintah pusat di antaranya adanya biaya yang tidak jelas atau 'siluman'.
"Untuk Manokwari misalnya, banyak biaya yang harus dikeluarkan saat kapal di pelabuhan. Di sisi lain biaya operasional kapal dari pelabuhan muat menuju pelabuhan tujuan pun tinggi,"kata Adrian di Manokwari, Minggu (20/9/2015).
Adrian menilai, program tol laut sudah sangat jelas yakni untuk menyamakan harga barang di seluruh di daerah. Agar program itu terlaksana, kendala-kendala yang bersifat teknis dan operasional harus diselesaikan.
"Program inikan targetnya disparitas harga, sehingga hal-hal yang menimbulkan biaya harus ditekan semaksimal mungkin,"kata dia.
Di Pelabuhan Manokwari, kata dia, setidaknya ada 10 aitem pembayaran yang harus dikeluarkan baik oleh pihak kapal maupun pemilik logistik.
Untuk itu, lanjut Adrian, agar harga barang di Manokwari sama dengan harga barang di wilayah jawa dan wilayah barat Indonesia lainya. Pemerintah harus bisa menekan hal-hal yang menimbulkan biaya.
Selain menyiapkan subsidi untuk biaya kapal, pemerintah harus dapat membersihkan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan. "Dari biaya bongkar muat, biaya buruh, biaya kapal keluar, dan sejumlah biaya lainya,"sebutnya.
Ia juga berharap, pemerintah bisa membersihkan biaya-biaya 'siluman' yang terjadi di Pelabuhan Manokwari.
Pelabuhan, kata dia, dibangun dengan menggunakan anggaran negara, ia berharap pemerintah mampu menekan hal-hal yang menimbulkan biaya. Agar program ini berjalan baik dan dinikmati masyarakat. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu