Suara.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan kepala daerah tentang pentingnya perencanaan jangka panjang dalam pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan. Sebagi contohnya, kata Jokowi, di negara-negara yang ekonominya maju seperti Cina, pembangunan infrastruktur disiapkan untuk 100 tahun ke depan.
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan, terkait rencana program pemerintahannya yang akan membangun sistem logistik terintegrasi berbasis laut atau yang biasa disebut tol laut, yang mencangkup sistem jaringan kapal hingga pelabuhan-pelabuhan besar dengan kedalaman laut yang tinggi agar bisa disandari kapal-kapal besar.
Jokowi mengungkapkan, pelabuhan-pelabuhan yang dibangun juga harus memiliki keluasan yang cukup. Pelabuhan tak boleh dibangun hanya dengan luas 15-20 hektar, tapi harus lebih luas untuk jangka panjang.
"Harus berpikiran besar. Kalau ada pelabuhan, ada sea port, industri, pembangkit listrik. Luasnya paling tidak minimal 500 hektar. Itu jangkauan 50 tahun. Kalau 1.000 hektar itu jangkauan 100 tahun," kata Jokowi saat pidato di depan para pejabat daerah di acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Jokowi mengatakan, masalah perencanaan pembangunan pelabuhan yang tak memikirkan jangka panjang terjadi pada pelabuhan-pelabuhan laut di Indonesia, yang saat ini sulit untuk memperluas area, karena disekitarnya sudah banyak pemukiman warga.
Bahkan, menurut Jokowi, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara harus diperluas hingga ke tengah laut.
"Lihat Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Priok, itu sudah sulit untuk dikembangkan. Paling baik adalah siapkan lahan sebanyak-banyaknya," kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi menjelaskan, pemerintah saat ini tengah menyediakan lahan pembangunan pelabuhan di Cilacap, Jawa Tengah. Pemerintah daerah di sana menyiapkan 32.000 hektar untuk menampung industri yang berdekatan dengan pelabuhan Cilacap. Hingga saat ini, banyak investor yang mau memindahkan pabriknya ke Indonesia, dengan rata-rata permintaan lahan 500 hektar per perusahaan.
"Jadi persiapan harus dilakukan. Mumpung baru disorot. Indonesia dilihat sebagai negara yang sangat menguntungkan untuk investasi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?